Selasa 16 Mar 2021 19:55 WIB

10 Tahun Perang, Pengungsi Suriah Hidup dalam Keputusasaan

Keputusasaan membayangi para pengungsi, sementara krisis terus berlanjut

Red: Nur Aini
Sepuluh tahun sejak kekerasan pecah pada 2011, perang sipil yang sedang berlangsung di Suriah masih berada dalam daftar teratas krisis dunia, dengan puluhan ribu warga sipil tewas dan jutaan lainnya mengungsi.

Melihat krisis yang tiada henti, Abu Khaled mengenang hari-hari indah kehidupan di Suriah sebelum perang saudara dan menceritakan kisah-kisah itu kepada putra, putri dan cucunya.

Dengan nada putus asa, Abu Khaled mengatakan kepada Anadolu Agency, pertumpahan darah di Suriah tidak akan berhenti karena banyak negara tidak ingin hal itu terjadi.

“[Perang saudara] ini membuat banyak hal lebih mudah bagi mereka. Semua orang tahu bahwa banyak negara mencoba memperdalam krisis," kata dia.

Abu Khaled menambahkan bahwa revolusi dipaksa untuk mengambil arah yang berbeda terlepas dari antusiasme awal tentang keberhasilannya.

Dia berharap kaum revolusioner akan melanjutkan perjuangan mereka melawan rezim Assad.

“Sejarah membuktikan bahwa Suriah tidak pernah dan tidak akan pernah diam terhadap ketidakadilan,” tambah dia.

Muhammad al-Hawari, juru bicara badan pengungsi PBB (UNHCR), mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa organisasi tersebut akan terus memberikan layanan yang diperlukan untuk pengungsi Suriah di Yordania dan bagian dunia lainnya.

"Tidak peduli berapa lama konflik di Suriah berlanjut, kami akan memastikan untuk melayani mereka [pengungsi Suriah] dan membantu mereka dengan segala cara yang tersedia meskipun ada kesulitan," ungkap dia.

Pertengahan Maret menandai dimulainya revolusi Suriah ketika demonstrasi damai yang diorganisir oleh sekelompok anak muda di Provinsi Deraa menuntut reformasi rezim Assad.

Revolusi segera berubah menjadi perang saudara ketika rezim mencap orang-orang yang menuntut perubahan sebagai "teroris" dan menggunakan kekerasan untuk membubarkan pengunjuk rasa damai secara brutal.

Konflik bersenjata antara rezim Assad dan kelompok oposisi yang bergabung di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dimulai pada 2012. Menurut UNHCR, 6,6 juta warga harus meninggalkan Suriah, yang sebelum 2011 berpenduduk sekitar 22 juta - 23 juta.

Yordania, yang berbagi perbatasan sepanjang 375 km dengan Suriah, menampung sekitar 1,4 juta warga Suriah, hampir setengah dari mereka terdaftar sebagai pengungsi di UNHCR.

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/10-tahun-perang-sipil-pengungsi-suriah-hidup-dalam-keputusasaan/2177817
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement