Ahad 21 Mar 2021 15:54 WIB

Warga AS Tuntut Keadilan Bagi Korban Penembakan Salon Spa

Sebagian besar korban dalam penembakan di salon spa adalah perempuan keturunan Asia

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Unjuk rasa di AS, ilustrasi
Foto:

Mahasiswa Georgia Tech yang berasal dari China, Bernard Dong mengatakan ia turun ke jalan tidak hanya untuk komunitas Asia tapi juga semua masyarakat minoritas."Sering kali masyarakat Asia terlalu bungkam, tapi sudah waktunya berubah," kata Dong.

Ia mengatakan 'marah dan jijik' dengan penembakan yang menewaskan delapan orang. Terutama kebencian terhadap Asia, minoritas dan perempuan masih terjadi pada tahun 2021.

Laki-laki kulit hitam yang berpartisipasi dalam unjuk rasa ini Otis Wilson mengatakan masyarakat harus lebih memperhatikan diskriminasi terhadap mereka yang berwajah Asia. "Tahun lalu kami mengalaminya bersama masyarakat Kulit Hitam, dan kami bukan satu-satunya yang mengalami ini," kata fotografer berusia 38 tahun itu.

Seorang perempuan kulit hitam, Camden Hunt mengatakan ia sudah terlibat dalam gerakan sosial sejak masih tinggal di kota kelahirannya di Baltimore. Ia ikut turun ke jalan memprotes kematian Freddie Gray, seorang laki-laki kulit hitam yang lehernya patah saat ditahan polisi tahun 2015 lalu.

Hunt pindah ke Atlanta empat tahun yang lalu dan terlibat dalam kegiatan masyarakat. Tahun lalu ia menggelar acara untuk membantu perempuan kulit hitam yang menjadi korban kekerasan polisi. Ia mengatakan datang untuk 'menunjukkan solidaritas masyarakat kulit hitam dan Asia'.  

"Saya pikir ini luar biasa, saya melihat sekeliling dan melihat orang dari berbagai warga kulit, usia dan latar belakang," katanya.

Unjuk rasa serupa juga digelar di berbagai penjuru Amerika. Di San Francisco ratusan orang berkumpul di Portsmouth Square, di Chinatown. Mereka menggelar upacara berkabung dan menuntut agar kekerasan bermotif ras dan gender terhadap masyarakat Asia Amerika dihentikan. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement