REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan, Amerika Serikat (AS) harus mengerahkan lebih banyak pasukan di sepanjang Laut Hitam di Bulgaria dan Rumania. Pengerahan pasukan ini untuk mencegah potensi agresi dari Rusia saat ketegangan antara Moskow dan Washington memanas.
"Saya pikir kita perlu mencoba mencegah perilaku buruk mereka," ujar Esper yang sekarang menjadi rekan di McCain Institute for International Leadership di Arizona State University.
Esper mengatakan, Washington harus berusaha meyakinkan sekutu Eropa dan meningkatkan aliansi NATO dengan mengerahkan lebih banyak pasukan di Polandia hingga Baltik. "Jika memungkinkan (pengerahan pasukan) juga dilakukan di Rumania dan Bulgaria, secara bergilir," ujarnya.
Ketika masih menjabat di Pentagon, Esper menganjurkan perubahan yang sama pada saat mantan Presiden Donald Trump mengumumkan niatnya untuk memotong sepertiga pasukan AS di Jerman. Saat itu Trump mengatakan, Berlin telah memanfaatkan AS dan tidak mematuhi kewajiban finansial kepada NATO.
Pada Selasa (13/4), Presiden AS Joe Biden meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengurangi ketegangan di perbatasan Ukrania. Biden melakukan pembicaraan melalui panggilan telepon dengan Putin dan menyatakan keinginannya untuk menormalkan hubungan bilateral serta bekerja sama dalam pengendalian senjata, program nuklir Iran, Afghanistan, dan perubahan iklim.
Menurut Kremlin, Biden menegaskan bahwa telah mengusulkan pertemuan tingkat tinggi dengan Putin. Namun, pemerintah Putin tidak merincikan tanggapan yang diberikan atas permintaan tersebut. Kremlin hanya menjelaskan, seruan itu terjadi atas inisiatif Washington dan Putin telah menjelaskan pandangannya tentang Ukraina timur.
Baca juga : Warga Gaza Sambut Ramadhan dalam Keterpurukan Ekonomi
Gedung Putih menyatakan, Biden menegaskan komitmen AS untuk integritas teritorial Ukraina dan menyuarakan keprihatinan tentang penambahan militer Rusia. Para pejabat Barat mengatakan, Rusia telah memindahkan ribuan pasukan siap tempur ke perbatasan Ukraina tahun ini, jumlah terbesar pasukan Rusia sejak merebut Krimea dari Ukraina pada 2014. Pertempuran telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir di timur Ukraina.