Banyak pejabat Sao Paolo yang telah mengirim setidaknya sembilan permintaan untuk pengobatan intubasi ke Kementerian Kesehatan Brasil selama 40 hari terakhir. Pengiriman terakhir dilaporkan hanya cukup untuk enam persen dari kebutuhan bulanan di jaringan kesehatan masyarakat negara bagian itu.
Sementara itu, di Itaiopolis, negara bagian Santa Catarina juga ini melaporkan kekurangan obat penenang dan oksigen. Negara bagian Rio Grande do Sul yang berada tidak jauh dari wilayah itu juga melaporkan persediaan hampir habis.
"Situasinya membuat kami putus asa," kata Menteri Kesehatan Rio Grande do Sul, Arita Bergmann, dalam sebuah pernyataan.
Bergmann mengatakan sangat membutuhkan Kementerian Kesehatan Brasil untuk mengisi kembali persediaan rumah sakit atau kebutuhan pasien yang diintubasi. Bulan lalu, Kementerian Kesehatan meminta obat intubasi dari laboratorium, yang dilaporkan menjadi sarana mendistribusikan obat ke rumah sakit yang paling membutuhkan.
Kekurangan tidak terbatas pada rumah sakit umum di Brasil, namun juga swasta. Sembilan dari 71 rumah sakit swasta di negara Amerika Selatan itu melaporkan hanya memiliki setidaknya pasokan untuk lima hari ke depan.
Rumah sakit swasta mengatakan ingin mengimpor obat-obatan dari India untuk mengatasi masalah tersebut. Meski demikian, langkah ini masih membutuhkan persetujuan sesuai regulasi kesehatan Pemerintah Brasil.
https://www.huffpost.com/entry/brazil-sedative-shortage-intubation_n_607b5a8ee4b0eac4813e58d2