Selasa 04 May 2021 09:50 WIB

Menlu Filipina Kritik Pedas Kapal China di LCS

Ratusan kapal China dinilai masuk zona ekonomi ekslusif Filipina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Peta klaim Laut China Selatan
Foto:

Pejabat China sebelumnya mengatakan kapal-kapal di Whitsun Reef yang disengketakan adalah kapal penangkap ikan yang berlindung dari laut yang ganas. Namun, Beijing mengeklaim hampir seluruh Laut China Selatan, yang dilalui sekitar 3 triliun dolar AS perdagangan kapal setiap tahun. Pada 2016, pengadilan arbitrase di Den Haag memutuskan bahwa klaim tersebut tidak sesuai dengan hukum internasional.

Data Kementerian Luar Negeri Filipina menyatakan pada 26 April, Filipina telah mengajukan 78 protes diplomatik ke China sejak Presiden Rodrigo Duterte menjabat pada 2016. "Pernyataan kami juga lebih kuat karena sifat kegiatan yang lebih berani, jumlah, frekuensi, dan kedekatan gangguan," kata Direktur Eksekutif untuk Komunikasi Strategis di Kementerian Luar Negeri, Marie Yvette Banzon-Abalos. 

Duterte mengejar hubungan yang lebih hangat dengan China dengan imbalan janji miliaran dolar dalam investasi, bantuan, dan pinjaman. "China tetap menjadi dermawan kami. Hanya karena kami memiliki konflik dengan China, tidak berarti kami harus bersikap kasar dan tidak sopan," kata Duterte dalam pidato nasional mingguan.

Presiden Filipina ini mencoba tetap membuka tangan untuk Beijing meski mencoba bersikap tegas atas keberadaan di Laut China Selatan. "Jadi, mohon izinkan para nelayan kami menangkap ikan dengan damai dan tidak ada alasan untuk masalah," katanya kepada China.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement