Kamis 06 May 2021 13:11 WIB

Negara G7 Lawan Aktor Pengancam Demokrasi

Negara G7 akan mempertahankan demokrasi dari ancaman asing.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Suasana pertemuan para menlu negara G7 di Lancaster House, London pada Selasa (4/5)
Foto:

Penggunaan platform media sosial dalam menyebarkan informasi yang salah telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan sangat efektif dalam menargetkan audiens yang rentan. Terorisme dunia maya yang disponsori negara dan penggunaan media dalam menyampaikan informasi yang salah juga meningkat, yang mengarah pada seruan dari negara-negara untuk memperkenalkan langkah-langkah efektif untuk menargetkan bentuk-bentuk baru serangan digital.

Aliansi Barat juga mengidentifikasi peningkatan serangan terhadap kebebasan fundamental dan hak asasi manusia. Negara-negara otoriter meningkatkan pengaruhnya dan mencegah bagian tertentu dari masyarakat dan individu untuk melaksanakan hak asasi dan kebebasan mereka yang sah.

Jika melihat masyarakat secara keseluruhan, ada upaya untuk membungkam para pembela HAM, aktivis masyarakat sipil, dan jurnalis yang bersikap kritis terhadap aktor negara. Selain itu, individu tertentu yang dianggap sebagai ancaman bagi negara telah dibungkam, dilecehkan dan ditolak aksesnya ke perawatan kesehatan dan perwakilan hukum.

"Ada upaya untuk mempengaruhi, menekan atau mengancam individu dengan tujuan mencegah mereka menjalankan hak asasi manusia yang sah dan kebebasan fundamental, termasuk kebebasan berekspresi," katanya.

G7 telah berjanji untuk bersatu dalam menghadapi ancaman global terhadap demokrasi dan supremasi hukum internasional. "Kami akan berdiri bersama melawan ancaman campur tangan asing, dipandu oleh nilai-nilai demokrasi, transparansi, dan keterbukaan kami bersama," tambah pernyataan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement