Negara berpenduduk lebih dari 1,3 miliar itu juga telah menerima sumbangan internasional untuk persediaan dan peralatan medis bantuan Covid-19 sejak 27 April. Namun, pemerintah menghadapi pertanyaan sulit karena banyak rumah sakit yang membutuhkan mengatakan, bahwa bantuan tersebut belum sampai kepada mereka.
Kementerian Kesehatan mengatakan dalam sebuah pernyataan Kamis malam, bahwa semua barang yang diterima hingga 5 Mei 2021 telah dialokasikan secara efektif dan segera dikirim ke negara bagian/lembaga. Sementara itu, seorang ilmuwan top India pekan ini mengingatkan bahwa gelombang ketiga "tak terelakkan" di negara itu.
Banyak ahli medis, pemimpin oposisi dan beberapa hakim Mahkamah Agung telah menyarankan penutupan untuk mengekang penyebaran virus. Sebab itu tampaknya menjadi satu-satunya pilihan karena virus terus menyebar di antara penduduk, sehingga rumah sakit terpaksa menolak pasien.
Krematorium dan kuburan juga berjuang untuk menangani orang meninggal. Seorang ahli kesehatan pemerintah, Randeep Guleria mengatakan, lockdown atau karantina wilayah yang lengkap dan agresif diperlukan di India seperti tahun lalu, terutama di daerah yang lebih dari 10 persen dari mereka yang diuji telah terjangkit Covid-19.
Presiden Public Health Foundation of India, Srinath Reddy sebuah konsultan publik-swasta, mengakui bahwa negara bagian yang berbeda mengalami intensitas epidemi yang berbeda. "Strategi nasional yang terkoordinasi masih diperlukan," tuturnya.
Menurut Reddy, keputusan perlu didasarkan pada kondisi lokal tetapi harus dikoordinasikan secara dekat oleh pusat. "Seperti orkestra yang memainkan partitur yang sama tetapi dengan instrumen yang berbeda," ujarnya.