Sabtu 08 May 2021 16:55 WIB

Mantan Presiden Maladewa Lewati Masa Kritis

Mohamed Nasheed masih dalam perawatan insentif setelah terkena serangan bom.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Mohamed Nasheed
Foto:

Presiden Ibrahim Mohamed Solih berterima kasih kepada tim medis Nasheed. Dia mengungkapkan harapan untuk untuk pemulihan dan kepulangannya yang cepat, lebih kuat dan lebih mantap dari sebelumnya.

Nasheed adalah pelopor demokrasi di Maladewa yang mengakhiri kekuasaan satu partai selama puluhan tahun di nusantara. Dia menjadi presiden pertama yang dipilih secara demokratis pada 2008.

Dia juga dikenal secara internasional sebagai juara untuk memerangi perubahan iklim dan naiknya permukaan laut yang menurutnya mengancam untuk menenggelamkan 1.192 pulau karang kecil negara itu. Nasheed dilarang ikut serta dalam pemilihan presiden 2018 karena dakwaan terorisme setelah dia digulingkan dalam kudeta yang didukung militer pada Februari 2012.

Kelompok Kerja PBB untuk Penahanan Sewenang-wenang telah menyatakan hukuman itu bermotif politik. Dia kembali dari pengasingan di Inggris, dan partainya memenangkan pemilihan legislatif pada 2019.

Kini dia menjadi ketua parlemen, jabatan paling kuat kedua di negara itu. Pada Kamis, Nasheed sedang berjalan ke mobilnya ketika bom yang dipasang di sepeda motor yang diparkir meledak, melukai dia dan dua orang lainnya.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab, tetapi pejabat Partai Demokrat Maladewa (MDP) -nya menuduh kepentingan politik mungkin terlibat. Nasheed telah vokal tentang perlunya mengadili sekitar 72 tersangka dalam kasus pencurian senilai 90 juta dolar AS yang berasal dari masa jabatan mantan orang kuat presiden Abdulla Yameen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement