Kelompok Hamas mengatakan Israel sedang melancarkan "perang agama melawan jamaah Palestina" di Kota Yerusalem. "Apa yang terjadi di dalam Masjid Al-Aqsa pada saat penyerbuan dan penyerangan jamaah adalah bukti kebrutalan pendudukan Zionis," kata Muhammad Hamadeh, juru bicara Hamas untuk Yerusalem.
Dia meminta warga Palestina untuk tetap teguh dan mencegah pemukim memasuki Al-Aqsa. Hamadeh menganggap Israel bertanggung jawab atas serangannya ke Masjid al-Aqsa dan mengatakan bahwa pendudukan akan membayar mahal.
Ekstremis Yahudi menyerbu Masjid al-Aqsa untuk merayakan Perang Enam Hari pada 1967, saat Israel menduduki Yerusalem Timur dan menyebut peristiwa itu sebagai "Hari Yerusalem" menurut kalender Ibrani. Organisasi Yahudi ekstremis menyerukan penggerebekan Masjid al-Aqsa pada Ahad dan Senin untuk memperingati hari itu.
Bagi umat Islam, Al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga di dunia setelah Makkah dan Madinah, sementara umat Yahudi menyebut daerah itu sebagai Gunung Bait Suci, tempat dua kuil Yahudi berdiri pada zaman kuno. Israel secara ilegal menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, sejak Perang Arab-Israel 1967 dan mencaplok seluruh kota pada 1980 kemudian mengklaimnya sebagai ibu kota negara Yahudi.