REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Komite Hak Asasi Manusia parlemen Turki pada Kamis (20/5) membentuk sub-komite untuk menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia Israel di Palestina. Kepala Komite Hak Asasi Manusia Hakan Cavusoglu mengatakan parlemen Turki mengutuk keras serangan Israel di jalur Gaza yang menggugurkan ratusan warga Palestina.
"Kami menyuarakan hak-hak Palestina untuk tetap menjadi manusia dan hidup sebagai manusia. Kami sangat mengutuk agresi Israel yang tak terbatas dan berteriak kepada dunia bahwa kami tidak akan pernah menyetujui ini," ujar Cavusoglu dilansir Anadolu Agency, Jumat (21/5).
Cavusoglu juga mengatakan pelanggaran hak asasi manusia Israel harus dikutuk secara hukum dan moral. Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop menyambut pembentukan sub-komite tersebut. Dalam cuitannya di Twitter, Sentop berharap sub-komite itu dapat segera bekerja dan membeberkan hasil penyelidikan mereka ke publik.
"Saya berharap kerja yang sukses dalam waktu singkat," ujar Sentop.
Hamas mulai menembakkan roket ke Israel pada 10 Mei, sebagai pembalasan atas tindakan Israel yang merampas hak warga Palestina untuk beribadah di masjid al-Aqsa selama bulan ramadan. Selain itu, Israel juga telah mengusir paksa warga Palestina yang tinggal di wilayah Sheikh Jarrah.
Sejak saat itu, Hamas dan Israel saling melakukan serangan dengan intensitas tinggi. Sekitar 4.000 roket telah ditembakkan dari Gaza sejak 10 Mei. Sebagian besar dari tembakan roket itu telah dicegat oleh pertahanan rudal Israel. Konflik juga telah meluas ke perbatasan Israel-Lebanon dan memicu kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.
Hampir 450 bangunan di Gaza yang berpenduduk padat telah hancur atau rusak parah, termasuk enam rumah sakit dan sembilan pusat kesehatan perawatan primer, dan lebih dari 52.000 warga Palestina telah mengungsi. Sedikitnya 21 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki telah gugur dalam bentrokan dengan pasukan Israel. Sementara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, 227 warga Palestina telah gugur dalam serangan Israel termasuk 64 anak-anak dan 38 perempuan sejak 10 Mei.