REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel dan Palestina akan menghentikan tembakan melintasi perbatasan Jalur Gaza mulai Jumat (21/5). Pengumuman ini berpotensi menghentikan serangan dengan mediasi yang dilakukan oleh Mesir.
Hamas mengatakan gencatan senjata akan saling menguntungkan dan simultan. "Perlawanan Palestina akan mematuhi perjanjian ini selama Pendudukan (Israel) melakukan hal yang sama," kata penasihat media untuk kepala Hamas Ismail Haniyeh, Taher Al-Nono.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kabinet keamanannya telah memilih dengan suara bulat untuk mendukung gencatan senjata Gaza. Mereka menerima timbal balik dan tanpa syarat yang diusulkan oleh Mesir, tetapi menambahkan bahwa waktu pelaksanaan belum disepakati.
TV pemerintah Mesir melaporkan, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi telah memerintahkan dua delegasi keamanan ke Israel dan Wilayah Palestina. Delegasi ini dikirim untuk bekerja demi menegakkan gencatan senjata.
Hamas dan Mesir mengatakan gencatan senjata akan dimulai pada pukul 02.00 waktu setempat setelah 11 hari permusuhan Israel-Palestina. Dalam beberapa menit setelah pengumuman, kedua belah pihak saling bertukar serangan.
Sirene memperingatkan adanya roket yang masuk di komunitas perbatasan Israel dan reporter Reuters mendengar serangan udara di Gaza. Petugas medis menyatakan, seorang pria berusia 50-an terluka ringan dalam serangan langsung di sebuah pabrik Israel.
"Dengan pertolongan Tuhan, kami dapat mempermalukan musuh, entitasnya yang rapuh, dan tentaranya yang buas," kata juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Ubaida, menyatakan dalam pidato yang disiarkan televisi.
Ubaidilah mengancam akan menembakkan roket Hamas yang akan mencapai seluruh Israel jika melanggar gencatan senjata atau menghantam Gaza sebelum jam implementasi.
Sejak serangan dimulai pada 10 Mei, pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, telah meninggal dan lebih dari 1.900 terluka dalam pengeboman udara. Israel mengatakan telah menewaskan sedikitnya 160 pejuang di Gaza.
Pihak berwenang menyebutkan jumlah korban tewas di Israel mencapai 12 jiwa. Ratusan orang dirawat karena cedera dalam serangan roket yang menyebabkan kepanikan dan membuat orang bergegas ke tempat penampungan.