Selasa 08 Jun 2021 15:31 WIB

China Membela Palestina, Dekat dengan Israel

China saat ini berdiri sebagai mitra dagang terbesar kedua Israel di belakang AS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden China Xi Jinping.
Foto:

Kepentingan bersama itu membantu menjelaskan alasan Israel mengabaikan dukungan vokal China untuk Palestina. Meskipun begitu, China telah berusaha mempertahankan citra historisnya sebagai pendukung kuat Palestina dengan mengambil sikap simbolis pada isu-isu tertentu.

Pada 2017, Beijing melarang warganya mengambil bagian dalam pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki. Bahkan, ketika rekomendasi itu diserukan, kontraktor China tetap sibuk mengerjakan proyek infrastruktur di Israel.

Bulan lalu terlihat lebih banyak manuver simbolis dalam menanggapi konflik di Jalur Gaza. China yang memegang jabatan kepresidenan bergilir Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Mei, bekerja untuk mengeluarkan resolusi mengutuk kekerasan dan menuntut gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Upaya ini diblokir AS.

Sesaat sebelum gencatan senjata untuk konflik ditengahi oleh Mesir dan Qatar, China menawarkan diri menjadi tuan rumah delegasi Israel dan Palestina. Pengajuan ini upaya untuk pembicaraan damai dan melayangkan rencana perdamaian empat poin yang menyerukan solusi dua negara dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

Zhang mengatakan, pada kenyataannya, China memiliki sedikit keuntungan dari mengambil sikap yang lebih keras terhadap konflik Israel-Palestina. Beijing lebih memilih memanfaatkannya untuk membuat Washington dalam posisi yang buruk. “Tujuannya adalah mendapatkan poin di panggung global dengan mengungkapkan dan mengkritik standar ganda AS di Timur Tengah,” kata Zhang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement