Senin 14 Jun 2021 20:02 WIB

103 Sekolah di Myanmar Jadi Sasaran Serangan

Alat peledak improvisasi dan granat tangan digunakan dalam sebagian besar serangan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Para siswa tiba di sekolah dasar Min Gan pada hari pertama tahun ajaran baru, di Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar, 01 Juni 2021.
Foto:

Anak-anak di sekolah negeri mulai kembali ke ruang kelas pada awal bulan ini. Namun banyak dari mereka yang masih takut untuk pergi. “Saya tidak bisa pergi ke sekolah sepanjang tahun lalu karena virus (Covid-19). Dan tahun ini saya tidak berani pergi,” kata murid perempuan berusia 10 tahun yang tinggal di wilayah tengah Magway.

“Saya ingin pergi ke sekolah, tapi saya takut. Meskipun gerbang sekolah ditutup, ada tentara di dalam, dan saya takut pada tentara. Saya khawatir akan ada ledakan bom di sekolah kami saat kami berada di sana,” ujar murid tersebut.

Menurut Save the Children, pasukan keamanan Myanmar telah menduduki setidaknya 60 sekolah dan kampus atau universitas di seluruh negeri sejak Maret. Mereka menekankan tentara bersenjata tidak memiliki tempat di sekolah atau ruang belajar lainnya.

“Dalam keadaan apa pun anak-anak tidak boleh dipaksa memegang senjata dalam bentuk apa pun. Perilaku yang sangat tidak bertanggung jawab oleh personel bersenjata ini tidak dapat diterima, menempatkan anak-anak dalam risiko dan melanggar standar internasional untuk pendidikan yang aman,” kata Save the Children.

Myanmar adalah penandatangan UN Convention for the Rights of the Child. Konvensi itu menyatakan bahwa semua anak berhak atas pendidikan yang aman. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement