Jumat 25 Jun 2021 18:51 WIB

Presiden Taiwan Tsai Ing Wen Kecam Penutupan Apple Daily

Media Hong Kong Apple Daily menerbitkan edisi terakhir surat kabar pada Kamis (24/6).

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Penduduk Hong Kong antre pada Kamis (24/6) mengambil salinan edisi terakhir surat kabar pro-demokrasi Apple Daily.
Foto: EPA/Jerome Favre
Penduduk Hong Kong antre pada Kamis (24/6) mengambil salinan edisi terakhir surat kabar pro-demokrasi Apple Daily.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyampaikan kritik atas penutupan surat kabar Apple Daily di Hong Kong. Ia menyatakan, negaranya akan terus mendukung kebebasan bagi kota administratif China tersebut.

Apple Daily menerbitkan edisi terakhir surat kabar pada Kamis (24/6), Tsai mengunggah pernyataaan melalui akun jejaring sosial Facebook. Ia mengatakan, harian itu merupakan tempat berpijak bagi orang-orang yang tidak takut terhadap pemerintahan otoriter dan merindukan demokrasi, serta mengejar kebebasan.

Baca Juga

Tsai menjanjikan dukungan berkelanjutan Taiwan. Ia menyatakan harapan bahwa kerinduan akan kebebasan dan demokrasi jauh di lubuk hati rakyat Hong Kong suatu saat akan mewujudkan harapan tersebut.

Sebelumnya, sejumlah warga Hong Kong bergegas semalam untuk membeli salinan edisi terakhir surat kabar pro-demokrasi Apple Daily Hong Kong pada hari Kamis.

Saat antrean pelanggan membentang di luar kios koran di seluruh Hong Kong pada Kamis pagi, tepuk tangan meriah meletus di ruang berita Apple Daily pada pukul 23.45 untuk menandai pemimpin redaksi eksekutif Lam Man-chung mengirimkan edisi terakhir surat kabar tersebut ke mesin cetak. Demikian South China Morning Post melaporkan.

"Teruskan, Apple Daily! Tetap semangat, Hong Kong!" teriak staf, saat para pengikut koran di luar markas Tseung Kwan O bersiul dan bertepuk tangan untuk mendukung.

Apple Daily pada hari Rabu mengumumkan, mereka menutup operasinya lebih awal dari yang diharapkan dan akan berhenti menerbitkan online mulai tengah malam dan manajemennya memutuskan untuk menjalankan edisi cetak terakhirnya mulai hari ini.

Sebelumnya pada Rabu (23/6), polisi keamanan nasional Hong Kong menahan penulis editorial utama Apple Daily atas dugaan konspirasi untuk berkolusi dengan pasukan asing. Ini adalah penangkapan pertama di bawah undang-undang yang diberlakukan oleh Pemerintah Cina di kota tersebut.

Sejak penangkapan lima eksekutif Apple Daily, surat kabar tersebut telah kehilangan hampir setengah tenaga kerjanya. Tetapi mereka yang tersisa  berjanji untuk melanjutkan sampai akhir.

Pekan lalu, polisi melakukan penggerebekan di kantor Apple Daily dan menangkap lima eksekutif. Pemilik Jimmi Lao telah meluncurkan majalah Next sebagai bagian dari grup Next Media, yang sekarang dikenal sebagai Next Digital.

Penutupan surat kabar itu dikecam keras oleh komunitas internasional. Tak sedikit yang mengatakan bahwa pemerintah Hong Kong merusak kebebasan media dan pluralisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement