Sabtu 26 Jun 2021 13:24 WIB

PM Kanada Justin Trudeu Harap Paus Fransis Minta Maaf

Dorongan minta maaf itu disampaikan menyusul penemuan dua kuburan massal.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Foto: Justin Tang / The Canadian Press via AP
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah meminta Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus untuk datang ke Kanada, Jumat (25/6). Undangan ini sebagai bentuk pengajuan agar Paus melakukan permintaan maaf atas peran gereja Katolik dalam menjalankan sekolah-sekolah tempat tinggal bagi anak-anak pribumi, setelah hampir 1.000 jasad ditemukan di dua kuburan massal.

"Saya telah berbicara secara pribadi secara langsung dengan Yang Mulia Paus Fransiskus untuk mendesaknya betapa pentingnya bukan hanya dia membuat permintaan maaf, tetapi dia meminta maaf kepada penduduk asli Kanada di tanah Kanada," kata Trudeau kepada wartawan di Ottawa.

Baca Juga

Trudeau menyatakan, kepemimpinan gereja Katolik sedang mencari dan sangat aktif terlibat dalam langkah-langkah selanjutnya yang dapat diambil atas peristiwa penemuan kuburan anak pribumi ini. "Saya telah mendengar langsung dari banyak umat Katolik di seluruh negeri ini yang ingin melihat gereja memainkan peran positif dalam hal ini," ujarnya.

Cowessess First Nation mengatakan pada Kamis (24/6), sekitar 751 kuburan tak bertanda telah ditemukan di lokasi Marieval Residential School di Saskatchewan. Peristiwa ini hanya beberapa minggu setelah 215 kuburan tak bertanda ditemukan di bekas sekolah di British Columbia.

Sistem sekolah asrama yang beroperasi antara tahun 1831-1996, memindahkan sekitar 150 ribu anak pribumi dari keluarga mereka dan membawa mereka ke sekolah asrama Kristen, kebanyakan Katolik. Sekolah ini dijalankan atas nama pemerintah federal.

Sebuah laporan komisi federal menemukan sistem sekolah perumahan memberlakukan genosida budaya pada penduduk asli Kanada. Awal bulan ini, Paus Fransiskus tidak meminta maaf secara langsung, tetapi mengatakan sedih dengan penemuan 215 jenazah anak-anak dan menyerukan penghormatan terhadap hak dan budaya masyarakat asli.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement