REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Korban meninggal akibat banjir yang melanda Jerman bertambah menjadi 81 orang hingga Jumat (16/7) waktu setempat. Menurut Kantor Bertia Jerman (DPA), 50 orang meninggal di Rhineland-Palatinate, wilayah, dan 31 lainnya di wilayah North Rhine-Westphalia.
Seperti dikutip laman Anadolu Agency, sekitar 1.300 orang dilaporkan hilang di wilayah Ahrweiler, yang terletak di negara bagian Rhineland-Palatinate. Militer telah mengerahkan sekitar 850 tentara ke daerah-daerah yang terkena dampak parah untuk membantu upaya penyelamatan.
Banyak rumah di kedua negara bagian itu ambruk dan lainnya menghadapi risiko ambruk akibat banjir. Jalan-jalan di kota-kota maupun pedesaan juga banyak yang terendam air.
Tingkat kerusakan dan situasi keseluruhan di daerah yang dilanda banjir masih belum jelas diketahui lantaran petugas penyelamat harus mengatasi hujan deras yang mengeluarkan 148 liter (39 galon) per meter persegi dalam 48 jam. Sementara itu, helikopter digunakan untuk menyelamatkan warga yang terdampar di jalan-jalan, di pepohonan dan di atap rumah.
Desa-desa dan kota-kota kecil di wilayah barat dan barat daya negara itu terputus oleh air banjir dan tanah longsor yang membuat jalan tidak bisa dilalui. Dalam bencana seperti ini, ada laporan tentang penjarahan yang meluas saat penduduk dievakuasi dari zona banjir.
Pihak berwenang di Rhineland-Palatinate memperkirakan air di sungai Rhine dan Moselle akan meluap dengan curah hujan tambahan. Pemadaman listrik di sebagian besar wilayah terjadi, sekurangnya 200 ribu rumah tangga kini tanpa daya listrik. Sementara itu, transportasi umum sangat terpengaruh oleh situasi bencana karena layanan kereta api dan bus telah dibatalkan atau terganggu.