Angka lapangan pekerjaan bagi perempuan pada 2019 dan 2020 menurun sebesar 4,2 persen atau 54 juta pekerjaan. Sementara, jumlah lapangan kerja untuk laki-laki turun 3 persen atau 60 juta pekerjaan.
Hal itu tidak terjadi di semua kawasan. Angka perempuan yang bekerja di Benua Amerika turun signifikan selama pandemi, sekitar 9,4 persen. Negara-negara Arab berada di urutan kedua, jumlah perempuan bekerja turun 4,1 persen sementara laki-laki hanya 1,8 persen.
Di Asia dan Pasifik selama pandemi jumlah pekerjaan bagi perempuan turun 3,8 persen sementara laki-laki hanya 2,9 persen. Di Eropa dan Asia Tengah lapangan bekerja perempuan turun 2,5 persen dan laki-laki 1,9 persen.
Afrika menjadi kawasan dengan angka penurunan lapangan kerja paling kecil. Dari tahun 2019 dan 2020 angka lapangan kerja untuk perempuan turun 1,9 persen dan 0,1 persen bagi laki-laki.
"Selama pandemi, nasib perempuan lebih baik di negara-negara yang mengambil kebijakan untuk mencegah mereka kehilangan pekerjaan dan mengizinkan mereka kembali lapangan kerja sesegera mungkin," kata ILO.
Contohnya seperti Cile dan Kolombia di mana pemerintah memberi subsidi bagi gaji pegawai baru. Subsidi untuk pegawai perempuan lebih tinggi. Sementara, Kolombia dan Senegal menjadi negara-negara yang menciptakan atau memperkuat dukungan bagi pengusaha perempuan.