Kamis 16 Sep 2021 15:55 WIB

Ini Kondisi Afghanistan Sebulan Setelah Taliban Berkuasa

Masih banyak tantangan yang dihadapi Taliban, terutama di sektor ekonomi.

 Seorang pekerja Afghanistan membawa gulungan busa di sebuah pasar di kota tua Kabul, Afghanistan, Selasa, 14 September 2021. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumpulkan lebih dari $1,2 miliar dalam janji darurat Senin untuk membantu 11 juta warga Afghanistan menghadapi krisis kemanusiaan yang meningkat di tanah air mereka dan jutaan lainnya di tempat lain di kawasan itu ketika kepala hak asasi manusia PBB menyuarakan keprihatinan tentang langkah pertama Taliban dalam membangun kekuasaan di negara yang terkepung dan miskin itu.
Foto:

Pertumbuhan ekonomi gagal mengimbangi peningkatan populasi yang stabil. Pekerjaan langka dan banyak pekerja pemerintah tidak dibayar setidaknya sejak Juli.

Meski banyak yang menyambut baik berakhirnya pertempuran, tapi kelegaan itu tak dapat membohongi perut yang kosong. "Keamanan cukup baik saat ini tetapi kami tidak mendapatkan apa-apa," kata seorang tukang daging dari daerah Bibi Mahro di Kabul, yang menolak menyebutkan namanya.

"Setiap hari, segalanya menjadi lebih buruk bagi kami, lebih pahit. Ini benar-benar situasi yang buruk."

Setelah evakuasi asing yang kacau di Kabul bulan lalu, penerbangan pertolongan pertama mulai berdatangan saat bandara dibuka kembali. Donor internasional telah menjanjikan lebih dari 1 miliar dolar AS untuk mencegah apa yang diperingatkan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres sebagai "runtuhnya seluruh negara."

Namun demikian, reaksi dunia terhadap pemerintahan baru Taliban dan kelompok garis kerasnya nampak dingin. Hingga kini belum ada tanda-tanda pengakuan internasional atau langkah untuk membuka blokir lebih dari 9 miliar cadangan devisa yang disimpan di luar Afghanistan.

Pejabat Taliban pun berjuang untuk meyakinkan dunia luar bahwa mereka benar-benar telah berubah. Namun laporan yang tersebar luas tentang kekerasan Taliban terhadap warga sipil dan jurnalis menimbulkan keraguan terhadap Taliban.

Selain itu, ada ketidakpercayaan mendalam terhadap tokoh-tokoh senior pemerintah seperti menteri dalam negeri baru Sirajuddin Haqqani. Dia adalah sosok yang ditunjuk oleh Amerika Serikat sebagai teroris global dengan hadiah 10 juta dolar AS untuk kepalanya.

Baca juga : Wanita Afghanistan Lawan Aturan Berpakaian Taliban

Berjuang mendapatkan kepercayaan dunia, Taliban harus melawan spekulasi atas perpecahan internal yang mendalam di jajarannya sendiri. Kelompok tersebut menyangkal rumor bahwa Wakil Perdana Menteri Abdul Ghani Baradar telah tewas dalam baku tembak dengan pendukung Haqqani.

Para pejabat Taliban mengatakan pemerintah sedang bekerja untuk mendapatkan layanan dan berjalan kembali. Mereka juga mengatakan bahwa kini jalan-jalan desa dan kota aman.

Namun, kekhawatiran kembali menghantui bagi jutaan rakyat Afghanistan dan bagaimana Taliban bisa menyelesaikan krisis ekonomi menjulang sebagai masalah yang lebih besar. "Pencurian sudah hilang. Tapi roti juga hilang," kata salah satu penjaga toko.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement