Rabu 29 Sep 2021 07:53 WIB

AS: Ada Kegagalan dalam Penarikan Pasukan dari Afghanistan

Penarikan pasukan AS dan proses evakuasi mengalami kekacauan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pasukan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan
Foto:

Sementara itu, Austin terkejut karena tentara Afghanistan yang selama ini sudah dilatih oleh pasukan AS tidak melakukan perlawanan terhadap Taliban. Mereka menyerah dengan mudah sehingga memberi jalan kepada Taliban untuk kembali berkuasa.

"Fakta bahwa tentara Afghanistan yang  kami latih, menyerah begitu saja, dalam banyak kasus mereka tidak melepaskan tembakan. Ini mengejutkan kami semua,” kata Austin.

Austin dan Milley menghadapi pertanyaan khusus dari Partai Republik, yang menuduh pemerintahan Biden salah membaca situasi di Afghanistan, dan gagal memprediksi seberapa cepat Taliban akan bangkit. Sehingga membuat AS lebih rentan terhadap serangan dari kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan ISIS dan Alqeda.

Partai Republik telah menuntut rincian lebih lanjut tentang ISIS di Provinsi Khorasan, termasuk bom bunuh diri ISIS-Khorasan (ISIS-K) di dekat bandara internasional Kabul yang menewaskan sekitar 175 warga Afghanistan dan 13 anggota militer AS pada hari-hari terakhir evakuasi. Mereka juga meminta penjelasan terkait serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan 10 warga sipil Afghanistan.

Pejabat militer AS awalnya mengatakan pemboman pada 29 Agustus menewaskan fasilitator ISIS-K. Tetapi kemudian mencabut klaim itu dan meminta maaf. Mereka mengakui bahwa, pemboman itu mengenai warga sipil, termasuk tujuh anak.

“Kami membutuhkan perhitungan penuh dari setiap faktor, dan keputusan yang membawa kami ke tempat kami sekarang ini, dan rencana nyata untuk membela Amerika bergerak maju,” ujar anggota komite dari Partai Republik, James Inhofe, dalam daftar panjang pertanyaan tentang berbagai aspek  penarikan yang diberikan kepada Pentagon pekan lalu.

Para legislator bertanya bagaimana komunitas intelijen dan militer AS gagal memprediksi seberapa cepat Taliban akan bangkit. Sementara, pasukan Afghanistan yang telah dilatih oleh AS selama bertahun-tahun menyerah tanpa perlawanan terhadap Taliban.

“Saya tidak memperkirakan itu akan terjadi dalam hitungan hari.  Saya pikir itu akan memakan waktu berbulan-bulan,” kata McKenzie tentang runtuhnya militer Afghanistan.

Kritik terhadap penarikan pasukan AS meluas di seluruh garis partai. Demokrat berpendapat bahwa, Trump menanggung sebagian besar kesalahan yang berasal dari perjanjian penarikan awal dengan Taliban. Demokrat telah menunjuk kegagalan AS selama bertahun-tahun untuk membangun militer Afghanistan yang dapat melawan Taliban.

Bill Roggio, seorang rekan senior di Foundation for Defense of Democracies dan editor Long War Journal, mengatakan, para pejabat harus menjawab bagaimana  pertahanan dan intelijen salah membaca situasi di Afghanistan. Hal itu terutama ketika kelompok pemantau menyadari kelemahan militer Afghanistan dan kemampuan Taliban untuk maju dengan cepat.

“Alasan kalian tidak akan mendapatkan jawaban yang jujur, ​​itu sederhana.  Entah DoD (Departemen Pertahanan) tidak tahu apa yang terjadi (mengakui bahwa pemimpin mereka gagal) atau para pemimpin DoD berbohong tentang situasi keamanan untuk menutupi penarikan dan berharap mereka bisa pergi sebelum runtuh," ujar Roggio. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement