REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Martha Sepúlveda Campo tampak tersenyum ke arah kamera televisi sambil bersenda gurau dengan anak lelakinya. Siapa sangka, Campo sedang merayakan hari-hari terakhirnya hidup di dunia karena pada 10 Oktober 2021 dia akan disuntik mati.
Sejak 2019, Campo didiagnosis menderita sebuah penyakit degeneratif bernama amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Penyakit yang mengenai sistem saraf ini dapat mempengaruhi mobilitas pasien.
Seiring berjalannya waktu, gejala yang dialami Campo memburuk hingga membuatnya tak lagi bisa berjalan tanpa bantuan. Akan tetapi, kondisi Campo tidak dikategorikan sebagai penyakit terminal yang mengarah pada besarnya risiko kematian.
Meski begitu, Campo merasa menderita akibat kondisinya saat ini. Dia pun berpikir bahwa kondisinya turut membuat anak-anaknya ikut menderita.
Oleh karena itu, Campo mengajukan izin untuk menjalani prosedur eutanasia. Izin tersebut Campo ajukan hanya empat hari setelah Mahkamah Konstitusi Kolombia memperluas cakupan hak untuk memilih kematian yang bermartabat pada 22 Juli 2021. Permohonan Campo lalu dikabulkan pada 6 Agustus 2021.
"Saya menjadi lebih tenang sejak prosedur tersebut diizinkan. Saya tertawa lebih banyak, saya tidur lebih tenang," ujar Campo dalam wawancaranya dengan stasiun TV Kolombia, Noticias Caracol, seperti dikutip NBC News, Sabtu.