Jumat 22 Oct 2021 14:33 WIB

43 Negara Satu Suara Kritik China Terkait Etnis Uighur

Puluhan negara itu juga menyatakan keprihatinan khusus terkait kamp di Xinjiang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Menara penjaga dan pagar kawat berduri mengelilingi fasilitas penahanan di Kunshan Industrial Park, Artux, Xinjiang. Associated Press telah menemukan bahwa pemerintah Cina sedang melaksanakan program pengendalian kelahiran yang ditujukan untuk warga Uighur, Kazakh, dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang, bahkan ketika sebagian besar penduduk Han di negara itu didorong untuk memiliki lebih banyak anak. Langkah-langkah tersebut termasuk penahanan di penjara dan kamp, seperti fasilitas ini di Artux, sebagai hukuman karena memiliki terlalu banyak anak.(AP Photo/Ng Han Guan, File)
Foto:

Awal pekan ini, Australian Strategic Policy Institute (ASPI),  merilis sebuah laporan baru yang merinci arsitektur penindasan Xinjiang yang telah dikembangkan untuk menindas etnis Uighur. Laporan itu mengatakan, setidaknya 1.869.310 warga Uighur dan warga lainnya di Xinjiang ditangkap setelah mereka ditemukan menggunakan aplikasi pesan selular, Zapya,

Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan, tuduhan tersebut tak berdasar dan penuh kebohongan. Zhang menuduh 43 negara yang menandatangani deklatasi telah menggunakan hak asasi manusia sebagai dalih untuk manuver politik, dan memprovokasi konfrontasi. Zhang  mengatakan, kehidupan rakyat Xinjiang semakin baik dari hari ke hari. "Rencana Anda untuk menghalangi pembangunan China pasti akan gagal," kata Zhang.

Zhang mengatakan, Bachelet memiliki undangan tetap untuk berkunjung dan “

konsultasi masih berlangsung. Dia menekankan bahwa kunjungan itu harus bersahabat dan tidak boleh dimulai dengan dugaan bersalah. “Itu tidak dapat diterima oleh Cina,” kata Zhang.

Bachelet pertama kali meminta izin kepada Beijing pada Desember 2018 untuk melakukan misi pencarian fakta di Xinjiang. Ketua HAM PBB biasanya hanya melakukan kunjungan nasional asalkan pemerintah tuan rumah menawarkan jaminan pada kondisi tertentu, termasuk akses tanpa batas ke situs-situs utama dan hak untuk berbicara dengan para aktivis.

Sebagai tanggapan, Kuba mengeluarkan pernyataan tandingan atas nama 62 negara lain yang mengatakan bahwa Xinjiang adalah urusan dalam negeri Cina. Pernyataan saingan tersebut menolak semua tuduhan penindasan di Xinjiang, didasarkan pada motivasi politik dan disinformasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement