Selasa 26 Oct 2021 09:03 WIB

Pejabat Amerika: Iran Serang Pos Militer AS di Al-Tanf

Serangan ke pos militer AS melibatkan lima pesawat tak berawak.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan militer AS di Suriah
Foto:

Juru bicara Pentagon John Kirby menolak memberikan rincian ketika ditanya tentang laporan tersebut. Kirby menyebut serangan itu sebagai serangan yang kompleks, terkoordinasi dan disengaja. Dia mengatakan, sebelumnya AS telah melihat serangan serupa dari kelompok milisi Syiah yang didukung oleh Iran. Namun dia tidak mau menjelaskan secara spesifik.

Kirby mengaku tidak memiliki informasi terbaru tentang amunisi yang digunakan dalam serangan itu. Kirby juga menolak untuk mengatakan apakah pasukan telah mendapatkan peringatan sebelum terjadi serangan. "Perlindungan dan keamanan pasukan kami di luar negeri tetap menjadi perhatian utama," kata Kirby.

Media pro-Iran telah mengatakan, serangan terhadap al-Tanf dilakukan oleh sekutu Suriah atau kelompok-kelompok yang didukung Iran. Serangan ini sebagai pembalasan atas serangan Israel beberapa hari sebelumnya di dekat kota kuno bersejarah Suriah, Palmyra.  Israel telah disalahkan atas serangan itu. Tetapi para pejabat AS mengatakan, militer AS tidak terlibat dalam serangan tersebut.

Amerika Serikat menyediakan 3,5 miliar dolar AS per tahun untuk mendukung militer Israel.  Serangan udara Israel di dekat Palmyra menewaskan satu tentara Suriah dan tiga pejuang pro-Iran.

 “Anda dapat menganggap bahwa serangan terhadap al-Tanf adalah implementasi dari janji-janji sebelumnya oleh sekutu Suriah untuk membalas Palmyra," ujar seorang pejabat dengan apa yang merujuk pada Poros Perlawanan, yang merupakan aliansi politik-militer anti-Barat yang mencakup Iran, Suriah, Hizbullah dan kelompok-kelompok lain berjuang bersama pasukan Presiden Suriah Bashar Assad.

Sebelumnya, serangan besar Iran terhadap pasukan AS terjadi pada Januari 2020, ketika Teheran meluncurkan rentetan rudal balistik ke pangkalan udara al-Asad di Irak. Lebih dari 100 anggota militer AS menerima cedera otak traumatis akibat ledakan tersebut.

Serangan Iran pada Januari 2020, sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak AS di dekat bandara Baghdad yang menewaskan Jenderal Tertinggi Iran Qassem Soleimani dan pemimpin milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis.

Dua bulan setelah serangan al-Asad, jet tempur AS menyerang lima lokasi sebagai pembalasan. Jet tempur AS menargetkan anggota milisi Syiah yang didukung Iran, dan diyakini bertanggung jawab atas serangan roket pada Januari.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement