REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Suriah akan mencabut subsidi barang-barang pokok seperti roti dan bensin untuk sekitar 800 ribu warga kelas atas pada akhir tahun. Pencabutan subsidi ini membantu meringankan beban keuangan negara.
Pencabutan subsidi bahan pokok akan memengaruhi pekerja berpenghasilan tinggi yang bekerja di sektor swasta. Sebelumnya, mereka dapat membeli kebutuhan pokok dengan kartu jatah.
"Ada segmen masyarakat yang tidak membutuhkan subsidi. Maksud saya mereka yang punya uang," kata Menteri Perdagangan Dalam Negeri Amro Salem dilansir Al Arabiya, Kamis (4/11).
Amro mengatakan menghapus subsidi bahan pokok bagi warga kelas menengah akan membantu penduduk termiskin di Suriah. Perekonomian Suriah telah mengalami kehancuran karena perang yang berlangsung selama satu dekade. Sejauh ini, alokasi gaji dan subsidi menjadi porsi terbesar dari pengeluaran negara.
Suriah memperkenalkan kartu jatah untuk meringankan kekurangan pangan kronis. Pemerintah telah meningkatkan gaji sektor publik seiring dengan meningkatnya inflasi. Menurut Bank Dunia, perekonomian Suriah telah menyusut sekitar 60 persen sejak dimulainya konflik.