Jumat 05 Nov 2021 15:41 WIB

Berapa Banyak Bahan Bakar Nuklir yang Dimiliki Korut?

Banyaknya senjata nuklir yang dimiliki Korut adalah masalah bagi Amerika Serikat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon. Banyaknya senjata nuklir yang dimiliki Korut adalah masalah bagi Amerika Serikat.
Foto:

“Mengingat program nuklir aktif DPRK, sangat penting untuk menilai dan memahami kemampuan produksi bahan nuklirnya,” ujar para peneliti dalam laporan yang diserahkan pada April.

Peneliti menggunakan algoritma kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh Orbital Insight, yaitu sebuah perusahaan analisis geospasial yang berbasis di Kalifornia, untuk menganalisis citra satelit pola penggunaan lahan di sekitar fasilitas Pyongsan. Bijih uranium dari tambang dan pabrik adalah komponen kunci dari produksi bahan bakar nuklir Korea Utara termasuk reaktor 5 megawatt (MW) yang dipandang mampu menghasilkan plutonium tingkat senjata.

Kemampuan reaktor ini dapat memperluas persenjataan nuklir Korea Utara serta menentukan besarnya ancaman terhadap keamanan internasional dan tantangan pelucutan senjata nuklir potensial. Hal tersebut juga dapat mengukur kemampuan Korea Utara untuk mendorong program energi nuklirnya di masa depan.

Pertanyaan tentang berapa banyak senjata nuklir yang dimiliki Korea Utara adalah masalah utama bagi badan-badan intelijen di Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS). Amerika Serikat ingin Pyongyang menyerahkan persenjataan nuklirnya. Pemerintah AS mengatakan mereka terbuka untuk bertemu dengan Korea Utara tanpa prasyarat. Namun Korea Utara menyebut pembicaraan dapat dilakukan setelah Amerika Serikat dan sekutunya membatalkan kebijakan bermusuhan.

Presiden Institut Sains dan Keamanan Internasional David Albright memperkirakan Korea Utara memiliki kapasitas untuk memproduksi bahan sebanyak empat hingga enam hulu ledak setahun.

Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada September mengatakan program nuklir Korea Utara berjalan secara berkelanjutan.

Mereka bekerja untuk pemisahan plutonium, pengayaan uranium, dan kegiatan lainnya. IAEA dan analis lainnya melaporkan reaktor nuklir beroperasi untuk pertama kalinya selama musim panas ini sejak ditutup di 2018.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement