Senin 08 Nov 2021 08:00 WIB

PM Irak Ketahui Dalang yang Mencoba Membunuhnya

Toga drone dikerahkan ke kediaman PM Irak Mustafa al-Kadhimi yang berada di Baghdad.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
 Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi.
Foto: EPA-EFE/CHRISTIAN MARQUARDT
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi mengatakan dia telah mengetahui aktor yang mendalangi percobaan pembunuhan terhadap dirinya. Dia menyatakan akan mengungkap dan memburu mereka.

“Kami akan mengejar mereka yang melakukan kejahatan kemarin, kami mengenal mereka dengan baik dan kami akan mengekspose mereka,” kata al-Kadhimi setelah melakukan pertemuan dengan komandan keamanan tinggi Irak pada Ahad (7/11).

Baca Juga

Kediaman al-Kadhimi, yang berada di Zona Hijau, Baghdad, menjadi sasaran serangan drone bersenjata pada Sabtu (6/11) malam. Terdapat tiga drone yang dikerahkan. Dua di antaranya berhasil ditembak jatuh pasukan keamanan. Sementara yang ketiga menghantam kediaman al-Kadhimi.

Al-Kadhimi berhasil selamat dan tak mengalami cedera apa pun. Namun enam anggota pasukan pengawal al-Kadhimi mengalami luka-luka. Presiden Irak Barham Salih mengutuk aksi penyerangan tersebut, Dia menyebut tindakan itu merupakan kejahatan keji terhadap Irak. “Kami tidak dapat menerima bahwa Irak akan terseret ke dalam kekacauan dan kudeta terhadap sistem konstitusionalnya,” ujar Salih.

Serangan yang menargetkan rumah al-Kadhimi merupakan yang pertama sejak dia berkuasa pada Mei 2020. Aksi penyerangan itu terjadi ketika partai-partai politik di Irak tengah terlibat pertikaian tentang siapa yang akan menjalankan pemerintahan berikutnya setelah pemilu digelar bulan lalu.

Pada Kamis (4/11) lalu, pasukan pemerintah sempat terlibat bentrokan dengan partai politik yang didukung Iran. Partai tersebut kehilangan puluhan kursi di parlemen setelah kalah dalam pemilu yang digelar 10 Oktober lalu. Sebagian besar partai memiliki sayap bersenjata.

Ulama Muslim Syiah Moqtada al-Sadr, yang partainya merupakan pemenang terbesar dalam pemilu bulan lalu, menyebut serangan itu sebagai tindakan teroris terhadap stabilitas Irak. Menurutnya, serangan tersebut bertujuan “mengembalikan Irak ke keadaan kacau untuk dikendalikan oleh pasukan non-negara”.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement