REPUBLIKA.CO.ID, CHIAYI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menugaskan sayap tempur pertama dengan mengerahkan F-16, pada Kamis (17/11). Jet tempur tersebut merupakan bantuan dari Amerika Serikat (AS) agar Taiwan dapat meningkatkan pertahanannya di tengah hubungan yang memanas dengan China.
Tsai mengatakan proyek tersebut menunjukkan komitmen kuat dari kemitraan antara Taiwan-AS. “Saya percaya selama kita mematuhi nilai-nilai demokrasi dan kebebasan, akan ada lebih banyak negara yang berpikiran sama yang berdiri di depan yang sama dengan kita,” ujar Tsai.
Rutinnya latihan militer China dan AS di kawasan meningkatkan kekhawatiran konflik yang dipicu oleh Taiwan. China mengklaim pulau yang dikelola dengan demokratis tersebut.
Amerika Serikat tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Namun AS merupakan pendukung internasional dan pemasok senjata utama Taiwan. Hal ini membuat Beijing naik pitam dan berulang kali meminta AS agar tidak ikut campur urusan dalam negerinya.
Jet tempur F-16 merupakan contoh terbaru dari kerja sama militer antara Washington dan Taipei dengan nilai 3,96 miliar dolar AS. Produksi jet tersebut dipimpin oleh pabrikan Lockheed Martin Corp dan Taiwan Aerospace Industrial Development Corp (AIDC).
Taiwan telah mengubah 141 jet F-16A/B menjadi jet tipe F-16V. Sebanyak 64 di antaranya telah ditingkatkan. Taiwan juga sudah memesan 66 unit F-16V yang memiliki perangkat aviasi, senjata, dan sistem radar yang lebih baik untuk menghadapi pesawat-pesawat Angkatan Udara China termasuk pesawat siluman J-20.