Jumat 19 Nov 2021 17:44 WIB

Kapal Milisi China Mencengkeram Laut China Selatan

Peneliti CSIS menilai China nyata bangun milisi sejak Presiden Xi Jinping berkuasa.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Peta klaim Laut China Selatan
Foto:

Menurut Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin, insiden ini terjadi pada Selasa (16/11) di Second Thomas Shoal. "Tindakan penjaga pantai China adalah ilegal," kata Locsin dalam sebuah pernyataan. Dia mengingatkan China bahwa kapal publik dilindungi oleh Perjanjian Pertahanan Bersama Filipina-Amerika Serikat.

Locsin mengatakan, dia telah menyampaikan kecaman dalam istilah yang paling keras kepada Duta Besar China untuk Manila. Filipina menyampaikan kemarahan, kecaman, dan protes atas insiden tersebut.

Locsin juga mengingatkan kegagalan Beijing untuk menahan diri mengancam hubungan khusus antara kedua negara. "China tidak memiliki hak penegakan hukum di dalam dan di sekitar wilayah ini. Mereka harus berhati-hati dan mundur," kata Locsin.

Sementara Pemerintah China menyatakan bahwa tindakannya terhadap dua kapal Filipina sudah tepat. Aksi penembakan meriam air itu untuk melindungi kedaulatan wilayahnya.

"Dua kapal Filipina melewati perairan dekat Ren'ai Jiao di wilayah China tanpa izin, lalu kapal penjaga pantai China menjalankan tugasnya sesuai dengan hukum untuk menjaga kedaulatan China dan tata tertib di lautan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian di Beijing, Kamis.

Pernyataan tersebut sekaligus menanggapi komplain dari Filipina terhadap kapal penjaga pantai China yang menggunakan meriam air untuk menghalau kapal Filipina.

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement