REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Angkatan bersenjata Kolombia menyita 10 ton kokain pada Selasa (23/11). Jumlah tersebut menjadi pengiriman terbesar sepanjang tahun ini.
Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano mengatakan sitaan itu pun sekaligus menghancurkan dua laboratorium obat dalam misi anti-narkotika di tenggara Kolombia. Kokain dan laboratorium tersebut adalah milik pemberontak sayap kiri Tentara Pembebasan Nasional (ELN).
Molano menyatakan keduanya ditemukan di zona perdesaan kotamadya Samaniego yang terletak di provinsi Narino Kolombia dekat perbatasan dengan Ekuador. "Ini adalah pukulan paling penting dalam hal penyitaan kokain tahun ini. Sepuluh ton akan melihat ELN menerima lebih dari 300 juta dolar AS," ujarnya.
Meskipun telah berjuang selama beberapa dekade melawan perdagangan narkoba, Kolombia tetap menjadi produsen kokain global teratas. Negara ini menghadapi tekanan terus-menerus dari Amerika Serikat untuk menurunkan ukuran tanaman koka, bahan utama narkoba, serta produksi kokain.
Perdagangan narkoba membantu membiayai kelompok-kelompok bersenjata ilegal di Kolombia dalam konflik bersenjata internal yang telah berlangsung lama. Konflik itu telah menewaskan lebih dari 260 ribu orang. Militer dan polisi Kolombia mencatat rekor dengan menyita 505 ton kokain pada 2020.