Jumat 26 Nov 2021 19:23 WIB

Negara di Asia dan Eropa Waspadai Varian Baru Virus Korona

Asia dan Eropa bergegas memperketat pembatasan waspadai varian baru corona

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
 Asap mengepul dari cerobong asap di belakang bendera Uni Eropa yang berkibar tertiup angin di luar markas Uni Eropa di Brussel, Kamis, 24 Desember 2020. Asia dan Eropa bergegas memperketat pembatasan waspadai varian baru corona.
Foto:

Virus corona telah melanda dunia hampir dua tahun sejak ditemukan pertama kali di China tengah, menginfeksi hampir 260 juta orang dan menewaskan 5,4 juta orang. Jepang juga memperketat kendali perbatasan bagi pendatang dari Afsel dan lima negara Afrika lain, menurut laporan media.

Setelah melonggarkan pembatasan perjalanan awal bulan ini, pemerintah India mengimbau semua negara bagian untuk secara ketat memeriksa dan menapis pendatang internasional dari Afsel dan negara-negara lain yang "berisiko".

Negara-negara di Asia telah mengalami kondisi yang lebih baik daripada wilayah lainnya dalam mengendalikan pandemi dengan menerapkan aturan pencegahan, testing, dan kendali perbatasan yang ketat. Taiwan mengatakan pelaku perjalanan dari negara-negara selatan Afrika yang "berisiko tinggi" harus menjalani karantina di fasilitas pemerintah selama 14 hari.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan negaranya siap menghadapi varian baru. Awal pekan ini pemerintah Selandia Baru mengatakan akan membuka kembali perbatasan bagi pelaku pendatang internasional yang sudah divaksin mulai 30 April tahun depan.

Saat ditanya apakah rencana itu akan ditunda setelah varian baru ditemukan, Ardern mengatakan negaranya memiliki sejumlah aturan bawaan yang bertindak sebagai lapisan pelindung. "Semua rencana kami terkait Covid, kami telah menyiapkannya (untuk menghadapi) kemungkinan munculnya varian baru di masa depan," kata Ardern.

Uni Eropa berniat menghentikan perjalanan udara dari kawasan Afrika selatan di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap varian baru Covid-19 yang baru-baru ini muncul di Afrika Selatan. Pernyataan itu diungkapkan ketua Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, Jumat.

"Komisi akan mengusulkan, melalui koordinasi erat dengan negara-negara anggota, untuk menarik rem darurat untuk melarang perjalanan jalur udara dari kawasan selatan Afrika lantaran adanya variant of concern (varian yang diwaspadai) B.1.1529," cicitnya di Twitter.

Komisi eksekutif itu akan mengimbau supaya 27 negara anggota menerapkan langkah tersebut dan berharap Dewan Eropa sesegera mungkin memberikan lampu hijau, kata pejabat EU.

Para ilmuwan masih mempelajari varian baru itu yang muncul pada pekan ini. Keputusan Dewan Eropa, yang mewakili negara-negara anggota, tidak harus diambil oleh para menteri tetapi juga dapat disetujui oleh para duta besar di Brussels.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement