Selasa 07 Dec 2021 12:10 WIB

Eropa Masih Ragu Boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing

Para pemimpin Eropa terus ditekan aktivis HAM untuk memboikot Olimpiade Beijing

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Personel medis dengan pakaian pelindung menyaksikan tim hoki China Ice Sports College berlatih di atas es selama Kegiatan Tes Domestik Hoki Es Beijing, acara uji untuk Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, di Stadion Indoor Nasional di Beijing, Rabu, 11 November. 10, 2021. Para pemimpin Eropa terus ditekan aktivis HAM untuk memboikot Olimpiade Beijing.
Foto:

"Ketika saya melihat bagaimana pemimpin China memperlakukan pemain tenis Peng Shuai atau menangkap jurnalis warga Zhang Zhan (yang dipenjara karena melaporkan wabah Covid-19), kami tentu harus mengamati lebih dekat Pertandingan Olimpiade," terang Baerbock.

"Bagi pemerintah terdapat berbagai cara untuk menghadapi hal ini, yang mana akan didiskusikan dalam beberapa pekan ke depan," katanya.

Belum diketahui apakah Kanselir Olaf Scholz setuju dengan boikot. Namun dalam sejarahnya Jerman memimpin gerakan di Eropa. Pada 2008 lalu saat mantan Kanselir Angela Merkel baru menjabat tiga tahun, ia menjadi pemimpin dunia pertama yang memutuskan tidak menghadiri Olimpiade Musim Panas Beijing.

Pemerintah Lithuania mengatakan tidak akan mengirim menterinya ke Beijing. Presiden Gitanas Nauseda juga tidak akan menghadiri ajang olahraga internasional tersebut karena permusuhan mereka dengan China dalam hubungan Lithuania dengan Taiwan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vytaute Smaizyte mengonfirmasi Menteri Luar Negeri Gabrielius Landsbergis 'tidak pernah berniat menghadiri Olimpiade'. Ia menambahkan selain itu juga tidak pernah ada undangan.

Namun ia mengatakan terdapat 'perbedaan yang sangat besar' antara memboikot dengan tidak hadir. "Pemerintah tidak pernah mendiskusikan mengenai boikot," katanya.

Uni Eropa juga menjadi salah satu pihak yang mendesak China memberikan 'bukti yang dapat diverifikasi dan independen' mengenai keberadaan Peng. Desakan itu muncul setelah media China merilis foto dan video atlet tiga Olimpiade tersebut.

Namun Brussels masih bungkam mengenai gagasan memboikot Olimpiade. Selain itu tidak diketahui apakah China mengundang Uni Eropa datang ke ajang olahraga tersebut.

"Institusi olahraga internasional memiliki tanggung jawab utama dalam menyelenggarakan ajang olahraga di tingkat global. Pada tingkat Uni Eropa, bidang olahraga merupakan kompetensi negara-negara anggota Uni Eropa, sementara Uni Eropa berperan membantu," kata juru bicara Hubungan Luar Negeri Uni Eropa Nabila Massrali.

Ia mengatakan Uni Eropa siap berkontribusi untuk kegiatan-kegiatan seperti Olimpiade. Kegiatan tersebut dinilai sebagai instrumen untuk menyebarkan nilai-nilai positif dan mempromosikan kebebasan dan hak asasi manusia di tingkat global. "Namun wadah semacam itu tidak boleh digunakan untuk propaganda politik," tambah Massrali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement