F-35A merupakan terobosan teknis yang mungkin untuk Finlandia. Kombinasi sensor siluman dan superiornya memungkinkannya untuk dengan aman menyusup ke wilayah udara musuh dan berpotensi mendeteksi serta menyerang jet musuh sebelum terlihat sebagai balasan.
Selain itu, F-35 juga dalam pelayanan dengan Angkatan Udara Norwegia tampaknya dirancang dan diuji untuk bekerja dengan baik dalam cuaca dingin. Awal tahun 2020, kelima pesaing HX Challenge menyelesaikan uji coba cuaca dingin di Finlandia yang hasilnya masih belum diketahui.
Manajer proyek HX Challenge Lauri Puranen memberikan beberapa keraguan dengan menyatakan hanya dua dari empat jet siluman F-35 yang diharapkan tiba untuk diperiksa. Salah satu dari armada mogok dan tidak dapat berpartisipasi dalam pengujian.
Puranen juga menunjukkan bahwa jet Gripen-E Saab masih dalam mode prototipe sehingga memiliki jalan panjang dalam integrasi sistem dibandingkan dengan saingannya. Dia juga mengindikasikan bahwa FAF berpikir bahwa pesawat tempur berikutnya akan memungkinkan pilot Finlandia untuk mencapai rasio pembunuhan 10:1 dalam pertempuran udara-ke-udara jika terjadi konflik di masa depan.
Kemampuan tempur FAF saat ini mencakup 55 FA-18C yang ditingkatkan dan tujuh FA-18D dua kursi yang ditugaskan ke Skuadron Tempur 31 dan 11. Armada itu berbasis di Finlandia tengah dan utara. Jika terjadi krisis, skuadron pelatihan ketiga pesawat BAE Hawk dapat bertindak sebagai pesawat serang ringan.
Finlandia telah mengerahkan Hornet untuk mengejar pesawat Rusia di dekat perbatasan darat dan laut dalam beberapa tahun terakhir. Helsinki menuduh Moskow melanggar wilayah udara kedaulatannya. Finlandia juga harus menghadapi gangguan GPS Rusia serta manuver ofensif Rusia lainnya.
Kondisi itu membuat pesawat apa pun yang dibeli Finlandia harus mampu memerangi pertahanan udara Rusia, menjadikan armada siluman sebagai pertimbangan yang paling penting. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, F-35 akan menjadi pilihan yang paling tepat untuk Finlandia.