REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Gerakan Hamas Palestina di Lebanon mengatakan bahwa ledakan yang mengguncang kamp pengungsi Burj Al-Shemali di Kota Tire, Lebanon selatan, pada Jumat malam, disebabkan oleh hubungan pendek listrik di area penyimpanan untuk botol oksigen. Hamas kini menutup lokasi ledakan tersebut.
Seperti dilansir dari Arab News, Ahad (12/12) anggota Hamas memasang penjagaan keamanan di sekitar lokasi ledakan. Ledakan tersebut telah melukai belasan orang dan menyebabkan kerusakan material yang signifikan. Tidak ada jurnalis yang bisa memasuki kamp untuk melihat apa yang terjadi saat Tentara Libanon mengepung daerah itu.
Sebuah sumber militer Lebanon mengatakan pada Jumat malam bahwa kebakaran di gudang amunisi, senjata dan bahan makanan milik Hamas menyebabkan ledakan. Rekaman video yang diambil oleh warga kamp menunjukkan kilatan merah keluar dari api, diikuti oleh ledakan besar, yang terjadi di Masjid Abi bin Kaab Hamas.
Beberapa melaporkan bahwa ada depot amunisi Hamas di dekat masjid yang berisi granat dan peluru roket. Sementara yang lain mengatakan agar Hamas menyimpan botol oksigen di daerah itu untuk memgantisipasi bagi kasus Covid-19 yang parah di kamp.
Penduduk kamp melaporkan bahwa belasan orang terluka oleh api dan ledakan berikutnya. Api dapat dikendalikan pada dini hari Jumat malam.
Baik pasukan keamanan Lebanon, tentara, pasukan keamanan internal, maupun dinas keamanan lainnya tidak pernah memasuki kamp-kamp Palestina di Lebanon berdasarkan perjanjian yang tidak diumumkan antara Organisasi Pembebasan Palestina dan otoritas Lebanon.
Faksi Palestina melakukan keamanan diri di dalam kamp tetapi mempertahankan koordinasi keamanan yang erat dengan dinas keamanan Lebanon.
Namun yang perlu diketahui adalah bahwa dinas keamanan Lebanon melarang masuknya bahan bangunan dan cat ke dalam kamp, tetapi penduduk kamp secara ilegal menyelundupkan bahan-bahan tersebut untuk memperbaiki rumah mereka yang rusak. "Gudang itu mungkin berisi cat selundupan, selain pupuk, yang keduanya mudah terbakar," kata seorang penduduk kamp mengatakan kepada Arab News.
Berbagai faksi Palestina di kamp-kamp pengungsi memiliki senjata ringan dan sedang yang kadang-kadang terlihat dalam pembunuhan, serangan dan bentrokan di beberapa kamp. Kamp-kamp pengungsi Palestina di Lebanon selatan sebagian besar dikendalikan oleh Hamas.
Menurut sumber keamanan Palestina, Hamas berusaha untuk berkomunikasi dengan diplomat Lebanon sebanyak mungkin untuk memastikan kamp dijauhkan dari operasi keamanan di Lebanon yang bertujuan untuk melibatkan mereka. Fraksi Palestina lainnya merasakan hal sama dan ingin memastikan netralitas kamp Palestina di Lebanon.
Peluncur roket, yang asalnya tidak diketahui ditembakkan pada Juli dan Agustus ke arah Israel. Peluncur roket itu lalu disita di sekitar kamp pengungsi Burj Al-Shemali.
Sumber keamanan Palestina mengatakan kepada Arab News bahwa faksi-faksi menolak untuk ditarik ke dalam upaya apa pun untuk membuat kamp memikul tanggung jawab atas roket-roket ini. Mereka membantah bahwa penduduk kamp telah menggunakan peluncur roket itu.
Pada Sabtu, delegasi dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat, yang terdiri dari direktur area, direktur pendidikan, dan direktur kamp, mengunjungi area kamp Burj Al-Shemali untuk memastikan keselamatan para pengungsi dan staf khususnya di sekolah-sekolah UNRWA yang dekat dengan ledakan.
Menurut sensus gabungan Lebanon-Palestina yang dikeluarkan pada 2017, sekitar 10.218 pengungsi Palestina tinggal di kamp Burj Al-Shemali, 1.444 di antaranya mengungsi dari Suriah menyusul peristiwa kamp Yarmouk pada 2011. Puluhan warga Lebanon dan ratusan warga Suriah juga tinggal di dalam kamp.