REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Surat kabar Inggris the Guardian pada Ahad (19/12) menerbitkan foto Perdana Menteri Boris Johnson dan belasan orang lainnya sedang minum wine di Downing Street. Foto acara kumpul-kumpul di halaman kediaman Johnson itu diduga diambil selama lockdown Covid-19 pada Mei 2020.
Kantor Johnson mengonfirmasi foto itu diambil ketika ada rapat staf perdana menteri. Foto yang diterbitkan oleh Guardian diambil tidak lama setelah Johnson keluar dari rumah sakit karena Covid-19.
Foto tersebut menunjukkan Johnson dengan istrinya Carrie, yang sedang menggendong putra mereka yang baru lahir, dan dua orang lainnya di sebuah meja di teras kediaman perdana menteri. Dalam foto itu, mereka sedang menikmati keju dan wine. Sementara di meja lain terdiri dari empat orang dan di sekitarnya sekelompok orang berkumpul sambil menikmati wine.
Ketika ditanya mengenai foto itu, juru bicara Downing Street mengatakan perdana menteri sering menggelar rapat kerja di taman Downing Street pada musim panas. Pada kesempatan tersebut rapat staf dilakukan setelah konferensi pers di kediaman perdana menteri.
“Downing Street adalah rumah Perdana Menteri dan juga tempat kerjanya. Istri Perdana Menteri tinggal di sana dan karena itu dapat menggunakan taman secara sah," ujar juru bicara tersebut.
Guardian menyebut foto itu diberikan ke surat kabar tersebut setelah kantor Johnson pekan lalu membantah telah menggelar acara sosial di tengah lockdown. Kantor perdana meteri mengatakan staf Downing Street bekerja di taman pada sore dan malam hari.
Pada hari itu, Menteri Kesehatan Matt Hancock telah memberikan konferensi pers yang mendesak orang-orang untuk mematuhi aturan lockdown. Ketika itu, Hancock mengimbau warga Inggris agar tidak keluar rumah selama akhir pekan dan bersosialisasi dalam kerumunan.
Johnson telah dilanda serangkaian berita media dalam beberapa pekan terakhir atas dugaan pesta Natal di kantor-kantor pemerintah, termasuk di kediamannya sendiri. Acara pesta itu digelar tahun lalu bertepatan dengan lockdown untuk menekan penyebaran kasus Covid-19. Laporan tersebut telah mengecewakan warga karena pemerintah mendesak mereka untuk menangguhkan acara Natal dan tidak diizinkan melakukan perjalanan maupun berkumpul dengan keluarga.