Senin 20 Dec 2021 14:07 WIB

Mengenal Gabriel Boric, Milenial 35 Tahun yang Menangkan Pilpres Cile

Gabriel Boric mencatatkan sejarah baru di Cile dengan terpilih jadi presiden termuda

Rep: Kamran Dikarma/Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Gabriel Boric mencatatkan sejarah baru di Cile dengan terpilih menjadi presiden termuda.
Foto:

Pada 2014, Boric telah bergabung dengan Kongres nasional sebagai anggota parlemen majelis rendah mewakili wilayah Magallanes. Ketika itu, ia masih berusia 20-an.

Boric pada awalnya adalah kandidat kuda hitam untuk kursi kepresidenan. Dia baru saja mencapai ambang batas 35 ribu tanda tangan yang dibutuhkan untuk menjadi kandidat. Boric kemudian mengalahkan Wali kota Santiago, Daniel Jadue dari Partai Komunis, untuk memimpin aliansi kiri.

Sejak saat itu Boric berusaha menjauhkan diri dari beberapa pandangan yang lebih ekstrem dari kelompok sayap kiri dalam aliansinya, termasuk dukungan dari Partai Komunis untuk pemerintahan Presiden Nicolas Maduro di Venezuela. Boric mendapatkan dukungan dari kaum muda, termasuk aktor keturunan Cile-Amerika yang terkenal Pedro Pascal dan aktor Meksiko Gael Garcia Bernal.

Mantan presiden Cile dua periode Michelle Bachelet, yang sekarang menjabat sebagai komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia, menyatakan dukungan untuk Boric. Bachelet mengatakan Boric akan menempatkan Cile pada kemajuan untuk semua, kebebasan yang lebih besar, kesetaraan, dan hak asasi manusia.

Menurut kepala program Amerika Latin di Wilson Center yang berbasis di Washington, Cynthia Arnson, ada beberapa fakta menarik terkait pilpres Cile selain kemenangan Boric. Pertama adalah partisipasi publik dalam pemilu. Raihan 56 persen suara oleh Boric merupakan yang tertinggi sejak rakyat tak diwajibkan berpartisipasi dalam pemilu pada 2012.

Kedua adalah sikap legawa yang diperlihatkan Jose Antonio Kast. "Mustahil untuk tidak terkesan dengan partisipasi bersejarah, kesediaan Kast mengakui (kekalahan) dan memberi selamat kepada lawannya bahkan sebelum hasil akhir (resmi) diumumkan, serta kata-kata murah hati Presiden Pinera. Demokrasi menang hari ini," kata Arnson.

Kast memiliki riwayat membela kediktatoran militer Cile di masa lalu. Sebagai anggota parlemen, dia pun punya catatan menyerang komunitas LGBTQ di negara tersebut. Sebagai seorang Katolik Roma, Kast pernah menganjurkan pengetatan undang-undang aborsi.

Kast bahkan pernah menuduh Pinera mengkhianati sistem ekonomi yang dibangun Jenderal Augusto Pincohet. Saudara laki-laki Kast, yakni Miguel, merupakan salah satu penasihat utama tokoh diktator tersebut.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement