Selasa 21 Dec 2021 07:43 WIB

Inggris Bersiap Hadapi Pembatasan Saat Natal

WHO memperingatkan varian omicron menyebar lebih cepat daripada varian Delta.

Rep: Puti Almas/Kamran Dikarma/Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
 Seorang komuter berjalan melewati poster informasi TFL (Transport for London) yang memberi tahu penumpang bahwa wajib memakai masker di angkutan umum untuk menghentikan penyebaran COVID-19, di London, Selasa, 30 November 2021.
Foto:

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan varian omicron menyebar lebih cepat daripada varian Delta. Omicron juga menyebabkan infeksi pada orang yang sudah divaksinasi atau yang telah pulih dari penyakit Covid-19.

"Dengan jumlah yang meningkat, semua sistem kesehatan akan berada di bawah tekanan," kata Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan.

Swaminathan mengatakan, varian omicron dapat menghindari beberapa respons imun. Dengan demikian, program booster atau vaksin dosis ketiga yang diluncurkan di banyak negara harus ditargetkan pada orang dengan sistem kekebalan yang lebih lemah.

Temuan studi oleh Imperial College London mengatakan, risiko infeksi ulang yang terkait dengan omicron lima kali lebih tinggi ketimbang varian delta. Selain itu, gejala yang muncul ketika terinfeksi omicron tidak menunjukkan tanda-tanda lebih ringan daripada delta.

Pejabat WHO mengatakan, vaksinasi dapat mencegah infeksi dan penyakit, sedangkan omicron dapat menyerang pertahanan antibodi. Namun ada harapan bahwa sel-T atau pilar kedua dari respons imun, dapat mencegah penyakit parah dengan menyerang sel manusia yang terinfeksi.

“Meskipun kami melihat pengurangan antibodi netralisasi, hampir semua analisis awal menunjukkan kekebalan yang dimediasi sel-T tetap utuh, itulah yang benar-benar kami butuhkan," ujar pakar WHO Abdi Mahamud.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan, dalam jangka pendek perayaan liburan di banyak tempat akan menyebabkan peningkatan kasus, sistem kesehatan yang kewalahan, dan lebih banyak kematian. Tedros mendesak semua orang untuk menunda pertemuan.

 “Sebuah acara yang dibatalkan lebih baik daripada kehidupan yang dibatalkan,” kata Tedros.

Tetapi, tim WHO juga menawarkan beberapa harapan kepada dunia yang sudah lelah menghadapi gelombang baru pandemi. WHO mengatakan bahwa, pandemi Covid-19 akan berakhir pada 2022. Hal merujuk pada pengembangan vaksin generasi kedua dan ketiga, serta pengembangan lebih lanjut dari perawatan antimikroba dan inovasi lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement