"Secara khusus, perbatasan blok (NATO) telah bergerak lebih dari 1.000 kilometer ke timur, memungkinkan kesempatan untuk menggunakan senjata non-strategis untuk mencapai target di wilayah Rusia," kata Fomin.
Fomin mengatakan, NATO meningkatkan kemampuan tempurnya dengan memperoleh senjata, peralatan militer dan personel militer dari negara-negara anggota baru. Mereka juga mempunyai akses ke infrastruktur dan pelabuhan di Laut Hitam dan Baltik, sehingga memperluas kemungkinan penyebaran pasukan NATO.
Fomin mencatat bahwa kontroversi mulai muncul dari peristiwa di Yugoslavia, yang memecah Rusia dan NATO. Kemudian, NATO mendefinisikan Rusia sebagai sumber ancaman terhadap keamanannya. Hal ini tertuang dalam strategi militer NATO 2019.
Rusia telah mengambil langkah-langkah yang bertujuan untuk meredakan situasi, tetapi malah diabaikan. Moskow menyerahkan proposal kepada NATO. Dalam proposal itu, Moskow meminta untuk mempertahankan kontak tingkat tinggi, bertukar informasi mengenai ancaman teroris, dan menahan diri dari mengadakan latihan militer di dekat perbatasan satu sama lain.