REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Belanda akan membuka kembali sekolah-sekolah dasar dan menengah pada 10 Januari meskipun kasus infeksi COVID-19 tetap tinggi. Belanda telah melakukan lockdown ketat COVID-19 selama dua pekan terakhir.
Pemerintah Belanda menekankan bahwa penerimaan pasien di rumah sakit turun jauh sejak lockdown pada Desember 2021. Tak hanya itu, sebelumnya Belanda juga melakukan penutupan sekolah seminggu lebih awal dari yang direncanakan untuk liburan musim dingin.
"Ini adalah kabar baik bagi para murid dan penting untuk perkembangan dan kesejahteraan mental mereka agar mereka dapat bersekolah," kata Menteri Pendidikan Belanda Arie Slob pada suatu konferensi pers, dilansir reuters, Selasa (4/1/2022).
Sekolah-sekolah kejuruan dan universitas tidak akan dibuka kembali, tetapi akan ada kelas daring hingga setidaknya 17 Januari. Pekan lalu otoritas kesehatan Belanda mengatakan, Omicron telah menjadi varian dominan di negara itu. Jumlah kasus COVID-19 telah turun sedikit dari tingkat rekor yang terlihat pada November 2021 tetapi tetap tinggi dengan lebih dari 14.000 kasus baru tercatat dalam 24 jam terakhir.
"Sayangnya, terlepas dari tindakan pembatasan ketat kami, kami melihat peningkatan infeksi dan itu membuat kami khawatir tentang apa yang akan terjadi dalam beberapa minggu ke depan," kata Menteri Kesehatan Belanda Hugo de Jonge.
Pada 19 Desember 2021, Belanda menutup semua tempat bisnis kecuali toko-toko penting serta restoran, penata rambut, pusat kebugaran, museum, dan tempat-tempat umum lainnya. Namun, larangan untuk pertemuan lebih dari dua orang di luar tetap berlaku.
Langkah-langkah pembatasan tersebut akan dievaluasi kembali pada 14 Januari. Lebih dari 85 persen orang dewasa di Belanda telah divaksin, tetapi kampanye penggunaan vaksin penguat (booster) di negara itu lambat untuk ditingkatkan.
Hingga Rabul alu, lebih dari 24 persen orang dewasa di Belanda telah mendapat suntikan vaksin penguat. Namun, De Jonge mengatakan persentase itu dapat berlipat ganda pada akhir pekan ini.