REPUBLIKA.CO.ID, NUR-SULTAN – Otoritas keamanan Kazakhstan telah menahan lebih dari 5.100 demonstran yang terlibat dalam aksi protes menentang kenaikan harga bahan bakar gas cair. Puluhan pengunjuk rasa dan polisi sudah tewas sejak gelombang demonstrasi dimulai awal bulan ini.
“Saat ini, 5.135 orang telah ditahan di seluruh Kazakhstan,” kata ungkap layanan pers Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Kazakhstan dalam sebuah pernyataan, Ahad (9/1/2022), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Menurut Kemendagri Kazakhstan, sebanyak 125 investigasi pra-persidangan telah diluncurkan untuk kasus pembunuhan, kekerasan terhadap pejabat pemerintah, perampokan, tindakan keonaran, dan pencurian.
Menurut Mendagri Kazakhstan Yerlan Turgumbayev, selama demonstrasi berlangsung, lebih dari 400 kendaraan dirusak atau hancur, termasuk 346 kendaraan milik polisi. Selain itu, lebih dari 100 fasilitas perdagangan besar dan bank dijarah.
Pada Sabtu (8/1/2022) lalu, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pada kesempatan itu, Tokayev menginformasikan perkembangan situasi terkait krisis di negaranya kepada Putin.
"Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin melakukan percakapan telepon yang panjang dengan Presiden Republik Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev. Presiden Kazakhstan berbicara secara rinci tentang situasi saat ini di negara itu, mencatat pergeseran menuju stabilisasi," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.