Pengobatan kanker ditanggung oleh layanan kesehatan nasional hanya di 37 persen negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sementara itu, biaya medis ditanggung setidaknya di 78 persen negara berpenghasilan tinggi.
WHO menyoroti peran pusat kanker nasional dengan mengatakan mereka dapat menjadi "toko serbaada" untuk pencegahan, diagnosis, perawatan multidisiplin dan perawatan suportif. Hal ini diharapkan dapat memudahkan pasien untuk menavigasi layanan dengan keahlian terkonsentrasi dan mengarah pada hasil yang lebih baik.
Lebih lanjut, WHO mencatat bahwa radioterapi adalah salah satu pengobatan yang paling hemat biaya, efisien, dan banyak digunakan untuk kanker. Meski demikian, akses di seluruh dunia tetap tidak memadai.
Salah satu faktor penyebab adalah karena pandemi Covid-19. Banyak negara juga mengalami gangguan pada pemeriksaan dan pengobatan kanker.