Senin 21 Feb 2022 21:13 WIB

Makam Romawi Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Gaza

Diduga ada 80 kuburan di dalam lahan seluas 50 meter persegi itu.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina menikmati matahari terbenam di pantai, di Kota Gaza, Sabtu, 4 Desember 2021. Makam Romawi Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Gaza
Foto: AP/Hatem Moussa
Warga Palestina menikmati matahari terbenam di pantai, di Kota Gaza, Sabtu, 4 Desember 2021. Makam Romawi Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kementerian Pariwisata dan Purbakala Palestina yang berbasis di Gaza mengumumkan penemuan pemakaman Romawi berusia 2.000 tahun. Pemakaman kuno milik bangsa romawi itu terletak di kota Beit Lahia di utara daerah kantong pantai.

Menurut Direktur Kementerian Pariwisata dan Purbakala Jamal Abu Ridah, penemuan makam Romawi terjadi ketika akan melakukan pembangunan di lokasi tersebut. Kementerian hendak membangun kota baru di kota Beit Lahia yang didanai Mesir.

Baca Juga

"Begitu kuburan pertama ditemukan, kru kami pergi ke lokasi dan melakukan pemeriksaan pendahuluan. Kami memberi tahu kementerian pekerjaan untuk menghentikan pekerjaan di daerah tersebut," katanya dilansir dari Al Arabiya, Senin (21/2/2022).

Sejauh ini, sebanyak 20 kuburan ditemukan dan tim masih melakukan penggalian kembali. Diduga ada 80 kuburan di dalam lahan seluas 50 meter persegi itu. 

“Hanya dua kuburan yang dibuka, satu berisi sisa-sisa kerangka dan beberapa guci tanah liat,” ujar Abu Ridah.

Kementerian membentuk komite khusus untuk mempelajari temuan arkeologis, mengidentifikasi sifat dan nilai sejarahnya dan memberikan rekomendasi yang tepat untuk menangani situs yang ditemukan. “Karena bentuk kuburan dan dekorasi yang relatif berornamen, mereka kemungkinan milik orang-orang berpangkat tinggi di kekaisaran Romawi pada abad pertama,” jelasnya.

Menurut Abu Ridah, kuburan Romawi tidak seperti kuburan Muslim yang menghadap utara ke selatan. Kuburan Romawi justru terletak dari timur ke barat.

"Kami telah membuat beberapa penemuan di masa lalu, ini adalah penemuan arkeologi paling penting dalam 10 tahun terakhir," katanya.

Saat ini, ujarnya, daerah itu telah ditutup untuk wartawan dan publik, sementara situs diatur dan dibuat aman bagi pengunjung. “Gaza dianggap sebagai koridor perdagangan antarnegara, jadi wajar jika ditemukan situs arkeologi milik keluarga kerajaan," kata Abu Ridah. 

"Situs arkeologi semacam itu akan menghidupkan kembali pariwisata domestik di Jalur Gaza dan memperkenalkan orang-orang pada sejarah wilayah mereka dan pentingnya sejarah dan geografisnya," tambahnya.

Pada Januari, kementerian membuka gereja Bizantium tua yang direkonstruksi di kamp pengungsi Jabalia di utara Jalur Gaza, mengubahnya menjadi museum umum setelah empat tahun bekerja. Menurut sejarawan, gereja Bizantium didirikan di Jalur Gaza pada 1.700 tahun yang lalu, dan itu adalah milik keluarga kerajaan pada waktu itu.

https://english.alaraby.co.uk/news/builders-unearth-2000-year-old-roman-cemetery-gaza

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement