Kamis 24 Feb 2022 10:11 WIB

Aktor India Ditangkap karena Kritik Larangan Jilbab di Sekolah

Aktor dan aktivis India, Chetan Kumar yang mengkritik larangan jilbab di sekolah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Wanita Muslim berjalan di jalan di Bangalore, India, 16 Februari 2022. Pengadilan Tinggi Karnataka mendengar pada 16 Februari petisi yang menentang larangan hijab di lembaga pendidikan karena perguruan tinggi pra-universitas dibuka setelah ditutup selama seminggu, karena masalah hijab . India telah mengalami peningkatan jumlah kejahatan kebencian dan serangan terhadap Muslim, Kristen, dan Minoritas dalam beberapa bulan terakhir.
Foto: EPA-EFE/JAGADEESH NV
Wanita Muslim berjalan di jalan di Bangalore, India, 16 Februari 2022. Pengadilan Tinggi Karnataka mendengar pada 16 Februari petisi yang menentang larangan hijab di lembaga pendidikan karena perguruan tinggi pra-universitas dibuka setelah ditutup selama seminggu, karena masalah hijab . India telah mengalami peningkatan jumlah kejahatan kebencian dan serangan terhadap Muslim, Kristen, dan Minoritas dalam beberapa bulan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Polisi di negara bagian Karnataka, India selatan, telah menangkap aktor dan aktivis Chetan Kumar yang mengkritik larangan jilbab di sekolah. Kumar mengkritik salah satu hakim yang mendengarkan permohonan larangan hijab di sekolah, yang menyebabkan kemarahan.

Tindakan polisi itu dilakukan seminggu setelah Kumar, mempertanyakan apakah Hakim Krishna Dixit memiliki kewenangan untuk mengawasi kasus larangan jilbab, setelah sebelumnya membuat "komentar yang mengganggu" dalam kasus pemerkosaan.

Baca Juga

“Keadilan Krishna Dixit membuat komentar yang mengganggu dalam kasus pemerkosaan.  Sekarang hakim yang sama sedang menentukan apakah jilbab dapat diterima atau tidak di sekolah negeri. Apakah dia memiliki kewenangan yang dibutuhkan?," ujar Kumar di Twitternya, seperti dikutip Aljazirah.

Cicitan Kumar sekitar dua tahun lalu merujuk pada Dixit yang memberikan jaminan pra-penangkapan kepada tersangka pemerkosa. Jaminan diberikan setelah mengklaim bahwa, pernyataan perempuan yang menjadi korban pemerkosaan agak sulit dipercaya.

"Penjelasan yang diberikan olehnya bahwa setelah melakukan tindakan itu, dia lelah dan tertidur adalah tidak pantas bagi seorang wanita India. Itu bukan cara wanita kita bereaksi ketika mereka dicabuli," ujar Hakim Dixit dalam pernyataan pada 2020.

Istri Kumar, Megha, melakukan siaran langsung di Facebook pada Selasa (22/2/2022) malam setelah suaminya ditangkap. Megha mengatakan, tidak ada yang memberi tahu keluarga tentang penangkapan atau alasan terkait penangkapan suaminya.

Pada Selasa malam, polisi mengeluarkan pernyataan bahwa Kumar telah ditangkap karena cicitannya di Twitter. Polisi mengatakan, Kumar memilili niat untuk menghasut dan sengaja melakukan penghinaan, sehingga memberikan provokasi kepada siapa pun untuk  melanggar perdamaian publik serta KUHP India.

Larangan jilbab di sekolah dan perguruan tinggi di negara bagian Karnataka telah memicu pertengkaran besar. Larangan ini meningkatkan kekhawatiran munculnya serangan terhadap simbol dan praktik ibadah umat Muslim, sebagai bagian dari agenda sayap kanan Hindu untuk memaksakan nilai-nilai mayoritas pada minoritas.

Sebuah panel yang terdiri dari tiga hakim di Pengadilan Tinggi Karnataka sedang mendengarkan berbagai petisi yang menentang larangan tersebut. Awal bulan ini, siswa perempuan Muslim yang mengenakan jilbab dilarang memasuki sekolah dan perguruan tinggi di seluruh negara bagian.

Penangkapan Kumar, menuai kecaman di Twitter. Para warganet menyerukan agar Kumar segera dibebaskan. Mantan aktris dan politisi India, Divya Spandana yang  dikenal sebagai Ramya juga menyatakan dukungan untuk Kumar.

Baca juga : Jika India Tetap Larang Jilbab dan Mengapa Muslimah Mesti Dilindungi?

"Apa yang salah dengan tweet ini sehingga polisi menangkap Chetan?," ujar Ramya.

Pengguna Twitter lainnya, yaitu Sankul Sonawane menulis bahwa, Kumar telah menjadi sasaran selama berbulan-bulan oleh Partai Bharatiya Janata yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi. Kumar menjadi sasaran karena dia berupaya untuk mengangkat orang-orang yang terpinggirkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement