Kamis 24 Feb 2022 15:48 WIB

Meski Kalah Kuat, Ukraina dapat Timbulkan Kerusakan pada Rusia

Tentara Ukraina lebih terlatih dan memiliki perlengkapan perang lebih banyak.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Sebuah kendaraan militer berdiri di pinggir jalan di Sievierodonetsk, wilayah Luhansk, Ukraina timur, Kamis, 24 Februari 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis mengumumkan operasi militer di Ukraina dan memperingatkan negara-negara lain bahwa segala upaya untuk mengganggu tindakan Rusia akan mengarah pada konsekuensi yang belum pernah Anda lihat.

Bantuan Barat

Negara-negara Barat sudah mengirimkan bantuan persenjataan ke Ukraina. Tapi Kiev masih perlu lebih banyak senjata. AS sudah menyatakan tidak berniat mengirimkan pasukan ke Ukraina.

Sejak 2014 lalu AS sudah menggelontorkan bantuan militer senilai 2,5 miliar dolar AS ke Ukraina. Termasuk mengirimkan rudal antitank Javelin, kapal patroli pantai, kendaraan lapis baja atau Humvess, senapan laras panjang, drone pengintai, sistem radar, night vision dan peralatan radio.

Ada kemungkinan AS akan mengirimkan rudal anti-pesawat Stinger, kapal dan senjata-senjata ringan. Turki juga sudah menjual drone Bayraktar TB2 ke Kiev yang sudah digunakan untuk bertempur melawan separatis pro Rusia.

Inggris dilaporkan memasok sekitar 2.000 rudal antitank ke Ukraina pada Januari lalu. Mereka juga mengirimkan pakar untuk melatih pasukan. Britania juga mengirimkan kendaraan tempur Saxon.

Estonia mengatakan sudah mengirimkan rudal antitank Javelin. Sementara Latvia dan Lithuania menyediakan rudal Stinger. Republik Ceko mengumumkan akan mendonasikan amunisi artileri 152mm. Jerman menolak mengirimkan senjata tapi menyumbang sekitar 6 juta dolar AS untuk pembangunan rumah sakit dan pelatihan.  

Invasi Penuh

Pakar militer tidak yakin Rusia berniat menggelar invasi skala penuh karena akan mengakibatkan perang kacau dengan jumlah korban begitu banyak. Menurut mereka Rusia akan menggelar serangan udara atau merebut sejumlah wilayah Ukraina tapi tidak akan ada perang di kota-kota besar.

Salah satu opsi Rusia adalah mendorong bagian selatan dan barat dari daerah Donbass di Ukraina timur yang sudah dikuasai separatis untuk menyambungkan daerah pendudukan Krimea dengan Laut Hitam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement