Harapan dan tantangan yang sama menyeruak kepada para sukarelawan seperti Liliya Popovych, yang hingga minggu lalu menjalankan perusahaan perangkat lunak lokal. Dia sekarang duduk di antara kotak-kotak makanan kaleng dan karung kentang yang terhuyung-huyung.
"Kami tidak akan pernah memaafkan mereka," katanya tentang invasi Rusia.
"Kami akan berjuang sampai akhir. Sampai akhir. Sampai akhir," ujarnya.
Banyak orang Leopolitan atau sebagaimana penduduk Lviv dikenal dalam bahasa Inggris, masih bersiap untuk kedatangan tentara Rusia. Toko-toko yang tidak penting sebagian besar tetap tutup dan sebagian orang terasa seperti tayangan ulang yang tegang dari penutupan pandemi Lviv pada 2020.
Lviv dikelilingi oleh pos pemeriksaan militer yang diawaki oleh tentara yang menyebabkan ekor panjang di malam hari. Jam malam berlaku mulai pukul 22.00 sampai pukul 06.00.
Pada satu persimpangan di Lviv selatan dibentengi dengan penghalang beton, karung pasir, dan ban mobil, dengan ruang terbuka di sekitarnya yang ditumbuhi "landak" anti-tank yang terbuat dari logam. Lusinan tentara cadangan berseragam berbaris di luar pangkalan militer terdekat, banyak dari mereka adalah veteran melawan Rusia di Donbass. Sebuah poster di luar pangkalan berbunyi, "Melindungi negara adalah tugas semua orang."
Mayor Nazar Sobol menyambut para tentara cadangan. Dia mengatakan bahwa mereka akan diberi pengarahan dan diberi amunisi di pangkalan, kemudian dikerahkan untuk menghentikan pergerakan Rusia.
Dia tidak terkejut bahwa tentara besar Rusia tidak menaklukkan Ukraina yang jauh lebih kecil. "Tidak peduli berapa banyak Anda. Yang penting seberapa siap Anda," ujarnya.
Ditanya tentang suasana hati para prajuritnya, sang mayor bersumpah dengan penuh semangat dalam bahasa Rusia dan menyeringai: "Kami sangat optimistis."