Pihak berwenang Mariupol berencana menggali pemakaman massal untuk semua korban tewas. Walaupun angkanya belum diketahui pasti. Rudal menghancurkan gedung-gedung, kota itu juga tidak memiliki air, pemanas, jaringan telepon dan sistem pembuangan yang berfungsi.
Pencurian makanan, pakaian dan furnitur meluas di kota itu, warga setempat menyebutnya "mendapatkan diskon." Beberapa warga terpaksa mengambil air dari sungai.
Tanpa listrik sebagian besar masyarakat mengandalkan radio mobil untuk mendapatkan informasi terbaru. Beberapa stasiun radio dikuasai pasukan Rusia atau separatis yang mendukung Rusia.
Ludmila Amelkina yang berjalan-jalan di tengah puing-puing dan dinding penuh lubang tembakan mengatakan kehancuran kota itu begitu mengerikan. "Kami tidak memiliki listrik, tidak memiliki apa-apa untuk dimakan, tidak memiliki obat, kami tidak memiliki apa-apa," katanya sambil melihat ke langit.