REPUBLIKA.CO.ID, LVIV -- Gubernur wilayah Luhansk timur, Ukraina, mengatakan penembakan rudal yang sering dan meluas oleh pasukan Rusia mencegah evakuasi aman warga sipil dari kota-kota dan desa-desa di garis depan. Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan 59 warga sipil telah tewas di wilayah itu sejak dimulainya perang, yang dia bilang telah menghancurleburkan beberapa daerah permukiman.
Rusia telah membantah menyasar warga sipil sejak dimulainya invasi 24 Februari ke Ukraina, yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata dan melenyapkan pengaruh Nazi di tetangga selatannya, negara demokratis berpenduduk 44 juta orang.
"Tidak ada satu komunitas pun yang tidak terancam," kata Serhiy Gaidai di televisi nasional, seraya menyebut kota-kota Severodonetsk, Rubizhne dan Popasna sebagai kawasan rawan tertentu.
Upaya untuk mengevakuasi warga sipil telah terhambat oleh pertempuran. Tapi pihak berwenang setempat berharap gencatan senjata sementara dapat disepakati pada Sabtu sehingga memungkinkan truk mendistribusikan makanan, obat-obatan dan bantuan lainnya kepada orang-orang yang paling membutuhkan.
Berbatasan dengan Rusia, Luhansk terletak di wilayah Donbass yang kaya batu bara di Ukraina yang sebagian dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia sejak 2014. Gubernur Gaidai adalah kepala wilayah Luhansk dalam pemerintahan Ukraina.