REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman pada Senin (28/3/2022) menyerukan untuk pemerataan pengungsi Ukraina di Uni Eropa. Sejauh ini, sekitar 3,8 juta orang melarikan diri dari Ukraina dan menyeberang ke Uni Eropa akibat konflik dengan Rusia sejak 24 Februari lalu.
Menurut badan pengungsi PBB, konflik Rusia-Ukraina menimbulkan krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak akhir Perang Dunia Kedua. Sebagian besar pengungsi telah tiba di Polandia atau sekitar 2,3 juta orang. Sementara Rumania, Slovakia, dan Hungaria juga mengalami kedatangan pengungsi Ukraina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
"Kita perlu lebih aktif mendistribusikan pengungsi di dalam Uni Eropa, dan menunjukkan solidaritas dengan menerima pengungsi," kata Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser.
Jerman telah menerima lebih dari 270 ribu pengungsi Ukraina. Sementara Prancis menerima sekitar 30 ribu pengungsi. Spanyol telah menerima sekitar 25 ribu pengungsi, sedangkan Austria dan Lithuania telah menerima masing-masing 35 ribu pengungsi.
Sekitar 13.500 telah mengajukan dokumen di Irlandia. Sementara Republik Ceko telah menerima sekitar 300 ribu warga Ukraina atau hampir 3 persen dari populasinya. Menurut indeks yang disiapkan oleh eksekutif Uni Eropa berdasarkan jumlah pengungsi serta ukuran populasi, Austria dan Republik Ceko berada di bawah tekanan terbesar, dalam menerima pengungsi.
"Gelombangnya sangat besar, dan kami harus mengantisipasi bahwa ini belum berakhir. Sekarang kami mengandalkan solidaritas negara-negara Uni Eropa lainnya," kata Menteri Dalam Negeri Ceko Vit Rakusan.
Rakusan memperingatkan, negaranya kehabisan tempat untuk menampung pengungsi. Para menteri negara anggota Uni Eropa telah membahas berbagi informasi dan sinkronisasi database, serta membawa pengungsi Ukraina ke wilayah barat Eropa
Warsawa, Praha dan Vilnius menyerukan bantuan keuangan. Sementara negara-negara Uni Eropa lainnya menekankan pengungsi harus terdaftar dengan benar saat tiba di Uni Eropa, agar negara-negara dapat mempersiapkan perumahan dan sekolah yang diperlukan, serta untuk alasan keamanan.
Komisioner Urusan Dalam Negeri Uni Eropa, Ylva Johansson, mengatakan, polisi juga harus memeriksa dan mendaftarkan dengan cermat mereka yang menjemput pengungsi untuk mengurangi risiko perdagangan manusia atau eksploitasi seksual. Pejabat Uni Eropa mengatakan, Uni Eropa tidak memberlakukan kuota pengungsi yang akan ditampung per negara.
Johansson mengatakan, sekitar 50 ribu warga Ukraina tiba setiap hari di Uni Eropa. Jumlah ini turun dari sebanyak 100.000 sebelumnya.
"Jika kita berakhir dengan angka dua kali lipat atau tiga kali lipat, Polandia, Rumania, Slovakia, Hungaria dan lain-lain tidak akan mampu menangani ini lagi," kata seorang diplomat senior Uni Eropa.