Selasa 29 Mar 2022 22:05 WIB

Negara-Negara Teluk Bahas Perang Yaman Tanpa Houthi

Kelompok pemberontak Houthi memboikot pertemuan negara Arab.

Rep: Lintar Satria / Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Sebuah pesawat penumpang terbang di atas api yang membara di depot minyak Saudi Aramco setelah serangan pemberontak Houthi Yaman, menjelang balapan Formula Satu saat matahari terbit di Jeddah, Arab Saudi, Sabtu, 26 Maret 2022.
Foto:

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken berbicara dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan pada Senin malam. Kementerian Luar Negeri AS mengatakan mereka membahas dukungan pada usulan PBB untuk gencatan senjata selama Ramadhan dan upaya meluncurkan proses perdamaian baru yang lebih inklusif dan komprehensif di Yaman.

Perang Yaman di mulai tahun 2014 ketika pemberontak Houthi menggulingkan pemerintahan di Sana'a. Kemudian memaksa Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi yang terpilih pada tahun 2012 diasingkan.

Pada bulan Maret 2015 koalisi yang dipimpin Arab Saudi menggelar operasi intervensi untuk mengembalikan pemerintahan yang terpilih berkuasa. Tapi perang berlangsung selama bertahun-tahun dan mendorong Yaman ke jurang kelaparan.

Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata mencatat perang Yaman telah menewaskan 150 ribu orang. Termasuk para kombatan dan sipil, angka rakyat sipil yang tewas dalam perang ini  mencapai 14.500 orang.

Serangan udara koalisi Arab Saudi menewaskan ratusan rakyat sipil dan menghancurkan infrastruktur negara itu. Sementara Houthi menjadikan anak-anak sebagai tentara dan menanam ranjau di seluruh negeri.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement