Kamis 12 May 2022 19:48 WIB

Eks PM Sri Lanka Dicekal ke Luar Negeri

Larangan ke luar negeri dikeluarkan setelah ada kasus kekerasan terhadap demonstran.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Pendukung pemerintah Sri Lanka meneriakkan slogan-slogan memegang potret Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa di luar kediaman resminya di Kolombo, Sri Lanka, Senin, 9 Mei 2022. Pendukung pemerintah pada Senin menyerang pengunjuk rasa yang telah berkemah di luar kantor perdana menteri Sri Lanka, ketika serikat pekerja memulai
Foto:

Sama seperti Mahinda, anggota keluarga Rajapaksa lainnya yang sebelumnya menduduki kursi di kabinet juga telah mengundurkan diri. Saat ini Gotabaya adalah satu-satunya Rajapaksa yang masih berkuasa. Belum lama ini, Gotabaya setuju untuk mencabut amandemen konstitusi yang telah memusatkan kekuasaan di tangannya dan menyerahkan kekuasaan kembali ke parlemen. 

Saat ini Sri Lanka tengah menghadapi krisis ekonomi akut. Selama beberapa bulan terakhir, warga di sana harus mengantre berjam-jam untuk membeli bahan bakar minyak, gas untuk memasak, bahan makan, serta obat-obatan yang sebagian besar diimpor. Kurangnya mata uang keras telah menghambat Sri Lanka mengimpor bahan mentah untuk manufaktur. Inflasi memburuk dan melonjak menjadi 18,7 persen pada Maret lalu.

photo
Pendukung pemerintah Sri Lanka bersorak setelah merusak lokasi protes anti-pemerintah di luar kediaman perdana menteri di Kolombo, Sri Lanka, Senin, 9 Mei 2022. Pihak berwenang mengerahkan pasukan bersenjata di ibu kota Kolombo pada Senin beberapa jam setelah pendukung pemerintah menyerang pengunjuk rasa yang telah berkemah di luar kantor presiden dan perdana menteri negara itu, ketika serikat pekerja memulai Pekan Protes menuntut perubahan pemerintah dan presidennya untuk mundur karena krisis ekonomi terburuk di negara itu. - (AP/Eranga Jayawardena)

Kondisi tersebut mendorong warga Sri Lanka turun ke jalan dan menggelar demonstrasi besar-besaran sejak Maret. Bulan itu, harga barang-barang di sana naik 19 persen atau merupakan yang tercepat di Asia. Baru-baru ini Kementerian Keuangan Sri Lanka mengumumkan bahwa cadangan devisa yang dapat digunakan telah anjlok di bawah 50 juta dolar AS.

Kondisi tersebut mencemaskan karena stok bahan bakar minyak di negara tersebut menipis. Sementara harga minyak sedang melonjak karena dipengaruhi konflik Rusia-Ukraina. Otoritas Sri Lanka telah mengumumkan bahwa pemadaman listrik di seluruh negeri akan meningkat menjadi sekitar empat hari. Hal itu karena mereka tak dapat memasok bahan bakar yang cukup ke pembangkit listrik.

 

Bulan lalu Sri Lanka telah memutuskan menangguhkan pembayaran utang luar negerinya. Secara total negara tersebut memiliki utang 25 miliar dolar AS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement