REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina mengkonfirmasi bahwa ratusan personel militer yang terperangkap di pabrik baja Azovstal telah dibebaskan, Senin (16/5/2022) malam waktu setempat. Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan 53 tentara yang terluka parah dibawa ke kota Novoazovsk.
Dia juga mencatat sebanyak 211 personel lainnya dievakuasi menggunakan koridor kemanusiaan ke Olenivka, kota lain yang dikuasai pemberontak. Rusia sebelumnya mengatakan kesepakatan telah dicapai untuk mengevakuasi pasukan yang terluka.
Sekitar belasan bus yang membawa personel militer Ukraina yang bersembunyi di bunker pabrik terlihat meninggalkan lokasi industri besar di kota pelabuhan pada Senin malam. Media pemerintah Rusia juga mengunggah rekaman yang dikatakan sebagai tentara yang terluka yang dievakuasi dari Azovstal.
Maliar mengatakan, personel tersebut akan ditukar dengan tentara Rusia yang ditangkap. Dalam pidato videonya setelah tengah malam waktu setempat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa militer Ukraina, tim intelijen dan negosiasi, serta Palang Merah dan PBB terlibat dalam operasi evakuasi.
"Ukraina membutuhkan pahlawannya hidup-hidup," katanya dikutip laman BBC, Selasa (17/5/2022). Namun, Zelenskyy memperingatkan bahwa pasukan Ukraina kemungkinan tidak dapat segera bebas.
Negosiasi atas pembebasan mereka akan membutuhkan waktu dan perundingan. Sementara itu anggota parlemen Ukraina, Lesia Vasylenko, mengatakan bahwa kesepakatan yang dicapai dengan Rusia, dengan bantuan Palang Merah dan PBB, sangat penting, dan tentara ditukar.
"Jika tidak nasib orang-orang yang sangat pemberani ini akan sama sekali tidak diketahui dan akan berada di tangan Rusia, yang jauh dari situasi ideal," kata dia.
Pada Selasa, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tentara Ukraina yang dievakuasi dari pabrik baja akan diperlakukan sesuai dengan hukum internasional yang relevan. Ratusan tentara Ukraina dari Marinir, Garda Nasional termasuk resimen Azov penjaga perbatasan, polisi dan unit pertahanan teritorial serta sejumlah warga sipil dengan anak kecil telah bersembunyi di lokasi tersebut sejak pasukan Rusia yang maju mengepung kota selatan di awal Maret.
Kompleks seluas empat mil persegi adalah labirin terowongan yang dirancang untuk bertahan dari perang nuklir. Bulan lalu Putin membatalkan serangan yang direncanakan di lokasi tersebut, dengan alasan kekhawatiran akan tingginya korban Rusia. Tapi pengeboman berat terus berlanjut hampir tanpa henti.
Awal bulan ini, puluhan warga sipil dievakuasi dari Mariupol ke wilayah yang dikuasai Rusia dan Ukraina setelah berminggu-minggu dikepung. Namun demikian, belum jelas berapa banyak orang yang masih berada di bunker bawah tanah.
Tentara Ukraina yang dievakuasi dari Azovstal dibawa ke kota-kota yang dikuasai Rusia, Olenivka dan Novoazovsk. Maliar mengatakan militer, intelijen, Garda Nasional dan Dinas Perbatasan Ukraina melakukan upaya bersama untuk menyelamatkan mereka yang tertinggal.