Kamis 02 Jun 2022 19:56 WIB

Penembakan Massal Kembali Sayat AS

Penembakan massal di AS terjadi hanya sepekan setelah penembakan di Texas.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Seorang perawat menyeka air matanya saat menunggu di Memorial High School di mana orang-orang dievakuasi dari lokasi penembakan di Gedung Medis Natalie Rabu, 1 Juni 2022. di Tulsa, Okla. Beberapa orang ditembak di gedung medis Tulsa di kampus rumah sakit Rabu.
Foto:

Bynum kemudian memuji semua pihak yang dengan sigap merespons insiden di Natalie Medical Building. Sementara itu Gedung Putih mengungkapkan, Presiden Joe Biden sudah diberi tahu tentang aksi penembakan di Tulsa. Namun Biden belum merilis pernyataan resmi tentang insiden tersebut. 

Aksi penembakan di Natalie Medical Building terjadi hanya delapan hari pasca aksi penyerangan bersenjata di Robb Elementary School di Uvalde, Texas. Peristiwa berdarah pada 24 Mei lalu itu menewaskan 19 anak dan dua guru. Pelaku penembakan ternyata remaja berusia 18 tahun bernama Salvador Ramos. Dia ditembak mati oleh petugas pasca kejadian. 

Insiden di Robb Elementary School seketika membangkitkan kembali wacana dan seruan agar AS memperketat undang-undang senjata. Saat mengomentari peristiwa penembakan Texas, Biden pun sempat menyinggung tentang hal itu. "Kapan, atas nama Tuhan, kita akan menghadapi lobi senjata? Mengapa kita rela hidup dengan pembantaian ini. Mengapa kita terus membiarkan ini terjadi?" ujar Biden. 

Kata "terus" dalam pernyataan Biden memang cukup merefleksikan keadaan sesungguhnya di AS. Pada 14 Mei lalu, aksi penembakan massal juga terjadi di Buffalo, New York. Seorang remaja kulit putih berusia 18 tahun bernama Payton S. Gendron, melepaskan berondongan tembakan ke pengunjung supermarket Tops. Sebanyak 10 orang tewas dan seluruhnya warga kulit hitam. Kebencian rasialis diduga kuat menjadi motif Gendron melakukan penembakan. Saat proses hukum terhadap Gendron masih berlangsung. 

Pada 3 April lalu, penembakan massal juga terjadi di Sacramento, Kalifornia. Insiden itu menewaskan enam orang dan melukai 12 lainnya. Beberapa hari pasca kejadian, Departemen Kepolisian Sacramento mengatakan, "kekerasan geng" menjadi pusat dari insiden penembakan. Mereka menyebut setidaknya lima pria bersenjata terlibat dalam kejadian tersebut. 

 

Menurut data Gun Violence Archive (GVA), sepanjang tahun ini, AS sudah melaporkan 233 kasus penembakan massal, termasuk yang paling terbaru di Natalie Medical Building. GVA mencirikan penembakan massal sebagai empat atau lebih tembakan atau korban terbunuh, tidak termasuk pelaku.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement